Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Pengabdi Setan Laris, Joko Anwar Puji Bioskop

Joko Anwar menilai jaringan bioskop Cinema 21 sangat profesional dalam mendukung film nasional.

14 Oktober 2017 | 14.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pukul 12.00, Joko Anwar mengajak TEMPO ke Reading Room, kafe milik penulis Richard Oh di kawasan Kemang Timur. Kafe ini sudah seperti rumah kedua bagi Joko, selain bersantap ia juga kerap mengadakan rapat, berdiskusi atau sekedar membaca buku. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara Joko Anwar mengapresiasi jaringan bioskop yang memberikan kesempatan tayang kepada film Pengabdi Setan sehingga mampu mengumpulkan 2,1 juta penonton dalam waktu 14 hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jumlah tersebut diperkirakan terus meningkat, karena hingga saat ini, bioskop masih memutar film itu. “Dukungan bioskop besar banget,” kata Joko.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Joko menilai jaringan bioskop Cinema 21 sangat profesional dalam mendukung film nasional. Manajemen bioskop menjalankan sistem yang adil dan memposisikan semua film, baik impor maupun nasional, pada kedudukan yang sama.

Dalam hal ini, jika ada film yang memang diminati penonton, pihak bioskop akan memberi kesempatan lebih banyak. Sebaliknya, jika film itu tidak diminati, pihak bioskop segera menurunkan film tersebut.

“Bahkan ada film yang merupakan bagian dari pemilik bioskop dan ternyata tidak laku, mereka juga turunin. Mereka tidak memandang bulu, tidak ada penganaktirian,” kata Joko dalam rilisnya di Jakarta, Rabu lalu.

Menurut Joko, karena profesionalitas, maka bioskop menempatkan film sebagai komoditas. Jika penonton banyak, bioskop menyediakan layar lebih banyak. “Kalau bioskop tidak memberi kesempatan kepada film nasional yang laku, mustahil ada film yang ditonton hingga 1 juta orang. Bahkan, ada pula bioskop yang memiliki 4-5 layar dan seluruhnya menayangkan film Indonesia,” ujarnya melanjutkan.

Terkait dengan keberhasilan film Pengabdi Setan merebut 13 nominasi pada Festival Film Indonesia (FFI) 2017, Joko mengaku bersyukur. Menurut dia, hal itu merupakan bentuk apresiasi terhadap film tersebut, dalam upaya mengangkat harkat film horor Indonesia. Dan itu, dia melanjutkan, sesuai dengan tujuan pembuatan film Pengabdi Setan, yang memang untuk mengangkat harkat film horor Indonesia. Pasalnya, selama ini film horor diposisikan seperti kelas dua karena memang dibuat asal jadi dan tidak mementingkan kualitas.

“Padahal jika dibuat dengan serius dan mementingkan kualitas, genre film horor bisa menjadi penggerak roda ekonomi,” kata Joko.

Senada dengan Joko, Manoj Punjabi, dari MD Entertainment, mengatakan melesatnya film Pengabdi Setan merupakan bukti profesionalitas Cinema 21. "Melihat film tersebut laku keras, maka Cinema 21 memberikan kesempatan yang sangat luas untuk tayang di bioskopnya." Dan pada saat yang sama, dia melanjutkan, Cinema 21 justru menurunkan Gerbang Neraka (Legacy Film), yang notabene produksi dari grup Cinema 21 sendiri. “Itu bukti bahwa bioskop sangat profesional dan obyektif,” kata Manoj.

Manoj berpendapat, manajemen Cinema 21 sekarang sudah mengalami perkembangan pemikiran. Saat ini, industri bioskop tersebut sangat menghargai film nasional, mendengar masukan dari produser, dan bahkan sangat transparan. “Jadi, saya merasa bahwa Cinema 21 sekarang berbeda dengan dulu. Sekarang mereka sangat profesional, terbuka, dan sangat support film nasional,” kata dia.

Itu sebabnya, Manoj yang saat ini tengah mempersiapkan film Ayat-Ayat Cinta-2, yakin filmnya nanti akan mendapat dukungan sepenuhnya dari bioskop, sebagaimana Cinema 21 mendukung film Pengabdi Setan. “Pasti mereka mendukung. Sekarang saja sudah mendukung kok,” katanya.

ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus