Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karya itu berbentuk belah ketupat dengan bingkai kayu palet serta latar dan huruf bertulisan "Man Arafa Nafsahu, Faqad Arafa Rabbahu". Tulisan tersebut mempunyai arti "Barang siapa yang mengenal dirinya dengan sebaik-baiknya, niscaya dia akan mengenal Tuhannya". Karya berjudul Siapa Mengenal Dirinya, Maka Dia Akan Mengenal Tuhannya itu didominasi warna biru keunguan, dengan sentuhan motif putih dan oranye di beberapa bagian kecil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karya tersebut adalah momentum baru bagi Novandi Budi Prasetyo untuk mengeksplorasi lebih dalam karya seni kaligrafi dengan gaya berbeda. Huruf yang ada terlihat saling berkelindan, ada dimensi ke luar dan ke dalam yang saling mengait. Karya ini bersama 23 karya lain ditampilkan dalam pameran bertajuk "Tasyakur" di Marto Artcentre, Pondok Labu, Jakarta Selatan, pada 8-16 Februari 2019. Pameran itu dikuratori oleh Puguh Warudju.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karya-karya Novandi menampilkan nama-nama Allah, potongan ayat atau kata-kata, hadis, dan obyek kontemplatif seperti yang tertuang dalam sebuah karya layaknya sosok bermeditasi berjudul Dari Mana Berasal ke Mana Berpulang. Selain menonjolkan motif, Novandi menyuguhkan kaligrafi dengan tekstur dan permainan warna. Lihat misalnya dalam karya berjudul Hamdalah, Keselamatan Dunia Akhirat, dan beberapa karya lain.
Ia melukis hampir semua kaligrafi di atas latar belakang tertentu di seluruh kanvasnya. Yang paling mencolok adalah motif yang dibuat dengan teknik akrilik. Motif sebagai latar lukisan kaligrafi dengan terang-gelap, menurut Novandi, juga menyimbolkan perjalanan hidup. Ada pula sisi perjalanan hidup gelap yang menunjukkan kesedihan, ujian, dan kesusahan. Sisi terang ketika dia mendapatkan kebahagiaan, mengalami kesenangan, anugerah, atau karunia.
Novandi tak sekadar melukis potongan ayat atau kata atau nama-nama keagungan Allah, tapi juga melukis sebagai kontemplasi. "Ketika saya akan berkarya, saya bertanya kepada-Nya, mohon petunjuk-Nya mau melukis apa, mana lagi yang perlu dipertajam," ujar dia. Pameran ini pun menjadi wujud syukur akan perjalanan hidupnya.
Selama 20 tahun berkarya menekuni seni rupa kaligrafi, ia mencoba banyak khat kaligrafi yang berkembang di Indonesia, mulai khat Kufi hingga akhirnya tertambat pada khat Naskhi yang luas digunakan untuk naskah Al-Quran. "Mungkin karena saya sering melihat di Quran, jadi itu yang paling mempengaruhi."
DIAN YULIASTUTI
MUSIK
Iwan Hasan dan Eyal Maoz
Pekan ini Jazz Buzz Salihara 2019 akan diisi oleh Iwan Hasan Progressive Jazz Ensemble dan Eyal Maoz, gitaris asal Amerika Serikat. Iwan Hasan, yang tampil pada Sabtu malam, akan membawakan komposisi jazz yang terinspirasi dari konsep Third Stream komponis Gunther Schuller. Ia menggabungkan komposisi musik klasik kontemporer Barat dengan jazz, plus pengaruh musik tradisi timur serta sedikit rock progresif. Adapun Eyal Maoz, pada Minggu sore, menghadirkan genre musik bergaya free improvisation (jazz bebas). Ia akan tampil bersama dua musikus Indonesia, Nikita Dompas (gitar) dan Muhammad Rafi (drum).
- Waktu: Sabtu, 16 Februari 2019, pukul 20.00 WIB (Iwan Hasan)
- Minggu, 17 Februari 2019, pukul 16.00 WIB (Eyal Maoz)
- Tempat: Teater Salihara, Jl. Salihara No. 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
SENI RUPA
30 Tahun Berkarya Sasya Tranggono
Bertajuk “Cinta untuk Indonesia”, pameran yang digelar Sasya Tranggono hadir dengan satu karya seni instalasi berupa wayang golek tiga dimensi, 21 lukisan bertema wayang (cat air, mixed media pada kertas), 9 lukisan bertema bunga (akrilik pada kanvas), dan 10 lukisan bertema kupu-kupu (stone art mixed media pada kanvas). Pameran itu dilakukan untuk merayakan 30 tahun ia berkarya. Sesuai dengan tajuk pameran, Sasya memilih tema-tema tradisi Indonesia.
- Waktu: 14 Februari hingga 10 Maret 2019
- Tempat: Galeri Nasional Indonesia, Jl. Medan Merdeka Timur No. 14 Jakarta Pusat 10110
- Telepon: +62 21 348 33954
FILM
Mengungkap Pembunuh
Pada 2017, Happy Death Day berhasil meraup pendapatan US$ 125,5 juta. Kini sekuelnya muncul, yakni Happy Death Day 2U, yang menghadirkan semua pemain inti film Happy Death Day pertama. Happy Death Day mengisahkan Tree Gelbman (Jessica Rothe) melawan sekaligus mengungkap siapa pembunuhnya. Film kedua akan membawa Tree Gelbman pada bahaya baru. Ia menemukan bahwa kematian berulang kali ternyata lebih mudah daripada ancaman yang nyata di depan mata.
HAPPY DEATH DAY 2U
- Jenis Film: Horor, Misteri, Thriller
- Produser: Jason Blum
- Sutradara: Christopher Landon
- Penulis: Christopher Landon
- Produksi: Universal Pictures
- Pemain: Jessica Rothe, Israel Broussard, Ruby Modine, Suraj Sharma, Charles Aitken
TEATER
A Midsummer Night’s Dream
A Midsummer Night’s Dream karya William Shakespeare dimainkan oleh para alumnus Program Studi Teater Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta (FSP IKJ). Pertunjukan yang disutradarai Bedjo Soelaktono itu menggabungkan teater tradisi dengan modern. Pentas berdurasi sekitar 90 menit itu melibatkan puluhan aktor, penari, dan pemusik. Naskah teater yang ditulis pada 1590-an itu menyajikan kisah cinta Hermia dan Lysander yang dramatis dan kompleks.
- Waktu: Sabtu, 16 Februari 2019, pukul 20.00
- Minggu-Senin, 17-18 Februari pukul 14.00 dan pukul 20.00
- Tempat: Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jl. Cikini Raya No. 73, Jakarta.
SASTRA
Karya Abadi NH Dini
“Sastra dan Peradaban” menjadi tajuk acara Diskusi Karya-karya Abadi & Kehidupan NH Dini. Acara itu menghadirkan pembicara Toeti Heraty Roosseno, Nasir Tamara, Murti Bunanta, dan Kanti W. Janis. Novelis bernama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin itu lahir di Semarang, 29 Februari 1936, dan meninggal pada 4 Desember 2018, di Rumah Sakit Elisabeth, Semarang.
- Waktu : Rabu, 20 Februari 2019, pukul 16.00-20.00
- Tempat: Institut Francais d’Indonesie (IFI), Jl. MH Thamrin No. 20, Jakarta Pusat
- Info dan Registrasi: WhatsApp 089611964177
MI | DIAN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo