Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Permainan para ahli hukum

Sutradara: norman jewison pemain: al pacino, john forsythe, resensi oleh : yudhistira anm massardi. (fl)

18 Juli 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AND JUSTICE FOR ALL Sutradara: Norman Jewison Pemain: Al Pacino, John Forsythe, Lee Strasoerg JADI pengacara dan jadi orang jujur itu batasnya sangat kabur, kek," ujar Arthur Kirkland (Al Pacino) kepada kakeknya, Sam (Lee Strasberg). Sam -- yang sudah jompo dan pikun-adalah orang yang mendorong dan mengongkosi Kirkland belajar ilmu hukum -- dan sangat bangga padanya. Kirkland kemudian jadi pengacara terkenal. Tapi si kakek tak tahu, dan tetap menganggap cucunya itu masih saja mahasiswa plonco. Tentu saja, jika mereka bertemu adegan-adegan jadi kocak. Tapi And Justice For All bukan film banyolan -- meski ia bicara tentang kesintingan, atau orang-orang yang jadi sinting karena berhasil mempermainkan atau dipermainkan hukum. Norman Jewison, sutradara antara lain In The Heat of the Night dan Roller Ball itu, sekali ini nampaknya ingin bicara secara lebih sederhana. Tidak, persoalannya memang tidak sepele. Ketidakadilan, betapapun membosankan dan mengerikannya (karena terus saja berlangsung di mana-mana) bukan soal main-main. Hakim Fleming itu misalnya (John Forsythe). Dengan kekuasaan di tangannya, ia dengan gampang memenjarakan Kirkland hanyakarena tersinggung. Sebaliknya pengacara itu pun bisa bebas keesokan harinya -- karena ada seorang kaya terkemuka yang membutuhkan keahliannya. Si cukong ini ingin menuntut hukuman seumur hidup (bayangkan) atas seseorang yang lalai ketika mengemudi mobil -- dan menyebabkan mobil sang jutawan (yang sedang bersama seorang pelacur) melompat ke trotoar. Sementara itu Jeff McCullough, seorang pemuda, ditangkap dan dijatuhi hukuman 6 bulan oleh Hakim Fleming -- hanya karena kedapatan lampu rem mobilnya tidak menyala. Kirkland, yang membela si tersangka, berusaha menangguhkan waktu vonis karena hendak mencari bukti-bukti baru yang meringankan kliennya. Tapi karena bukti-bukti itu baru diperoleh 3 hari sesudah batas waktu, vonis dijatuhkan juga. Jeff ketakutan di penjara -- dan merengek-rengek kepada Kirkland agar dikeluarkan. Malang: sebilah pisau, yang barusan dipakai membunuh sesama napi oleh seorang pembunuh gelap, ditemukan di dalam selnya. Getahnya: 10 tahun kurungan bagi pemuda ini. Karena tak tahan lagi, Jeff merebut pistol seorang sipir dan menyandera beberapa orang -- dengan tuntutan pembebasan. Tapi ia mati ditembak polisi. Sementara itu Jay Porter, rekan seprofesi Kirkland yang pernah dengan gemilang berhasil membebaskan seorang pembunuh sadis (dengan kelihaian "teknis") tiba-tiba terguncang jiwanya. Yakni ketika pembunuh itu beroperasi lagi. Korbannya kali ini: seorang gadis cilik. Dan Jay diminta membelanya sekali lagi. Ia sadar kini: kecemerlangan pembelaan yang semula dibangga-banggakannya, ternyata hanya menjadikan seorang duriana meraJalela. Pengacara itu kehilangan keseimbangan. Ia gila. Warren Fresnell, juga pengacara teman Kirkland, karena terbiasa dan hanya tertarik pada perkara "basah", menyepelekan nasib Ralph Agee -- Negro miskin klien Kirkland yang dititipkan kepadanya. Sebetulnya, jika Fresnell membacakan tulisan Kirkland sebelum hakim menjatuhkan vonisnya, Negro itu bisa bebas dengan syarat. Tapi ia tak melakukannya. Akibatnya Agee dijatuhi hukuman kurungan. Dan esoknya bunuh diri. Kirkland yang kecewa mencaci-makinya dengan kemarahan luar biasa. Fresnell pun menyesal satu jiwa harus melayang, semata-mata karena pemiliknya melarat. Ada lagi. Hakim Rayford (Jack Wardcn), teman Kirkland -- yang begitu berkuasa dalam menentukan hidup mati seorang tersangka --adalah penderita sakit jiwa. Ia punya hobi menjajal-jajal ajalnya sendiri berkali-kali melakukan tindak yang bisa menyebabkannya mati konyol. Dan 'Komite Etik Pengadilan' sama sekali tak menggubrisnya -- meski Kirkland, yang pernah sekali diajak bunuh diri lewat helikopter, telah melaporkannya. Klimaks film ini diadilinya Hakim Fleming -- dengan tuduhan memperkosa seorang wanita. Ironisnya, ia mint dibela Kirkland. Bai Kirkland dan rean-rekannya itu, lelucon yang tidak lucu. Dan mereka terbahak-bahak menertawakannya -- adegan yang terasa sungguh kurang ajar. Hasil Kebebasan Khayal Kirkland memang menaruh dendam pada Fleming -- dan semula menolak membelanya. Tapi, apa yang dikenal sebagai "Mafia Peradilan", menekannya. Akhirnya, setelah Fleming juga menjanjikan kesediaannya memeriksa kembali perkara eff McCullough -- sebelum pemuda itu ditembak polisi -- Kirkland pun maju. Di luar dugaan, dalam sidang Kirkland bukannya membela Fleming. Malah menghajar habis-habisan -- dan menyatakan kepada para juri bahwa kliennya memang pemerkosa, seks maniak dan harus dipenjarakan. Tentu saja sidang kacau. Kirkland pun digusur ke luar ruangan Dan film berakhir di situ. Film berukuran standar dengan skenario jempolan dan gambar-gambar bagus itu, melengkapi pengalaman menonton Escape From Alcatra, Brubaker dan Lipstick -- yang bersamaAndJustice For All setidak-tidaknya merupakan kuartet penting mengenai kejahatan dan hukum, dengan mutu akting sepadan. Dan kita di sini teringat Sengkon dan Karta, Maringan dan Purnama, Wasdri, Parlaungan Sitompul dan "Mafia Peradilan" serta mahalnya ongkos perkara. Persoalan memang lantas menjadi bukan banyolan -- meski untuk kekompakan penggambaran humoristis, kompleksitasnya sudah agak disederhanakan alias dipertajam. Dan sampai di situ ia menjadi salah satu hasil terjauh imajinasi. Kebrengsekan tata peradilan (di mana-mana) secara potensial memang ada. Tapi sampai ke batas seperti di film itu ia justru bisa hanya merupakan hasil kebebasan khayal semata. Yakni di negeri tempat hukum memang berwibawa, dan karenanya tidak takut. Buktinya: film-film seperti itu tak pernah dilarang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus