Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia diibaratkan sebagai sebuah puzzle dengan potongan-potongan kecil yang berbeda bentuk. Namun, jika disatukan dengan tepat, puzzle itu akan membentuk gambar yang sempurna. Gambaran ini menjadi inti dari webseries Aku Bukan Pilihan (ABP) yang diproduksi oleh sivitas akademika Politeknik Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal tersebut disampaikan Rizki Ayu Budipratiwi, dosen Produksi Media Politeknik Tempo, dalam acara nonton bareng dan bedah webseries Aku Bukan Pilihan bertajuk Durasi (Duduk Ramai Satukan Persepsi) pada Jumat, 15 Desember 2024, di Gedung Tempo, Jakarta. Acara ini dihadiri pelajar SMA, SMK, MA, serta mahasiswa dari berbagai kalangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Acara yang berlangsung di Perpustakaan Politeknik Tempo lantai 6 Gedung Tempo dimulai pukul 08.40 WIB. Selain Rizki Ayu, hadir pula 42 mahasiswa Produksi Media yang sebelumnya telah menonton webseries tersebut.
Webseries ABP merupakan hasil kolaborasi Politeknik Tempo dengan rumah produksi Esa Film Production. Serial ini mengangkat tema keberagaman dan rekonsiliasi pasca pemilu, dan telah tayang di platform OTT Genflix.
Menurut Rizki, ABP adalah salah satu karya yang lolos program dana padanan (Matching Fund) Kedaireka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. “Tim produksi ABP berhasil menyusun proposal yang komprehensif dan inovatif sesuai kriteria Kedaireka, bersaing dengan ratusan institusi akademik dan industri kreatif lainnya,” ujar Rizki, yang juga merupakan Ketua Pengusul Kedaireka Politeknik Tempo.
Web series Aku Bukan Pilihan karya mahasiswa Politeknik Tempo yang tayang di Genflix pada akhir September 2024. Dok. Istimewa
Muhammad Nur Hidayat, sutradara sekaligus penulis naskah ABP, dalam diskusi pertama memaparkan bahwa tema keberagaman diangkat karena Indonesia adalah negara majemuk yang membutuhkan etika untuk menjaga harmoni. “Saya berharap mahasiswa tidak hanya memberikan kritik negatif terhadap film, tetapi juga turut membuat karya yang relevan,” ujarnya.
Diskusi kedua menghadirkan Mitra Tarigan, Redaktur Tempo.co, yang membahas topik “Belajar Politik dari Series Aku Bukan Pilihan”. Mitra menyoroti pentingnya literasi digital bagi Gen Z, terutama menjelang Pilkada 2024 di mana Gen Z mencakup 40 persen dari total pemilih.
“Gen Z sangat aktif di platform digital, tetapi rentan terpapar hoaks. Film seperti ABP bisa menjadi sarana literasi politik dan sosial,” ujar Mitra. Ia pun memberikan penjabaran beberapa adegan dalam ABP yang merepresentasikan dinamika demokrasi di Indonesia.
Tobias, seorang mahasiswa semester 1, bertanya tentang penguatan tokoh dalam ABP. Menanggapi hal tersebut, Mitra menegaskan pentingnya kreativitas Gen Z dalam meningkatkan literasi digital dan kesadaran terhadap isu sosial. “Bravo tim film Aku Bukan Pilihan,” kata Mitra di akhir diskusi.
Siswa SMA dan SMK ketika impersonate adegan dalam sesi acara Nonton Bareng series Aku Bukan Pilihan pada Jumat, 13 Desember 2024 di Ruang Opini Politeknik Tempo lantai 7 Gedung Tempo, Jakarta Barat. Dok. Politeknik Tempo
Sesi kedua acara dimulai pukul 13.40 WIB di Ruang Opini Politeknik Tempo lantai 7. Pada sesi ini, enam episode ABP ditayangkan secara lengkap, dengan selingan ice breaking setelah setiap dua episode. Kemeriahan semakin terasa melalui kegiatan interaktif seperti challenge di Instagram, sesi tanya jawab dengan para pemain dan sutradara, serta impersonate adegan tertentu dari ABP.
Para pemain ABP, yang merupakan mahasiswa Politeknik Tempo, turut berbagi pengalaman mereka selama proses syuting. Salah satu peserta Alisa Alfarizi dari siswa SMA 68 Jakarta menyampaikan bahwa webseries ini menginspirasinya untuk lebih memahami demokrasi. “Alurnya ringan, namun pesan politik, isu keluarga, dan cinta yang dikemas terasa mudah dipahami. Film ini sangat recommended,” kata dia.
Acara ini kemudian ditutup dengan penampilan langsung soundtrack orisinal ABP oleh mahasiswa UKM Musik, Tempo Musik Camp. Bagaikan konser mini, beberapa peserta ikut bernyanyi bersama, menambah semarak acara.