Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Iin Farliani
Bunga Hibiscus Liar
Meyku yang baik
ke jalan hibiscus liar ini
aku namai jejakmu
getah bunga tergilas sepatu
pernah terdengar kabar kematian
menghanyutkan diri di sungai kotor
selepas siang tinggal udara
mengantar anyir
berapa degup yang dipagut
demi mengukur rute menuju rumah
udara tersedak
airmata meleleh
dalam lebam mendung
kenakan tudungmu kembali
pintu takkan terbuka
punggungmu membelakangi
rumah yang dihuni belukar
betapa tak pernah mudah
memeluk pulang
2023
Vito Prasetyo
Monolog Puna de Acatama
seekor kepodang duduk di ranting patah
tatapannya gelisah
matanya seperti membaca kitab
(ia) lupa, dadanya tumbuh kebebasan
bukankah tanah telah merdeka?
pintu terkuak
orang-orang latin berseru
“kebenaran serupa darah mengalir”
bau anyir menyengat hidung
musim kemarau bagai nyanyian neraka
masa silam telah berganti cermin
kaki-kaki koloni bertapa di pangkal maut
sebutir peluru terbenam di buku kusam
merancap ingatan
langit jengah
kata-kata letih bersandar di punggung el-puerto
disana-sini pesta sampanye menggenapi tarian rumba
di musim semi, tanah-tanah porakporanda
cekungan Cordillera Oriental menjelma pusara
silih berganti --
serumpun kepodang datang berziarah
bangunkan penghuni barak
perjuangan hanyalah mimpi tersisa
dari sekerat luka di bebukitan Puna de Acatama
masa memberangus
kidung kematian rebah di pangkuan senja
masih adakah cinta lesapkan puisi
selain menyatukannya di monolog bisu
hingga memutih tulang, pudarkan riwayat
hanya penyair membacanya
dalam kebodohan kata-kata
berbaris melukis raut buku
tanpa kata-kata rindu
sebab gelisah terus membekapnya
2022
Iin Farliani telah menghasilkan dua buku, yaitu kumpulan cerpen Taman Itu Menghadap ke Laut (2019) serta kumpulan puisi Usap Matamu dan Ciumlah Dingin Pagi (2022). Sejak 2013, dia aktif berkegiatan sastra di Komunitas Akarpohon, Mataram.
Vito Prasetyo lahir di Makassar, 24 Februari 1964, dan tinggal di Malang, Jawa Timur. Ia menulis puisi, cerpen, esai, dan resensi yang disiarkan media cetak di Indonesia serta Malaysia. Ia menjuarai beberapa lomba menulis puisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo