Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Puisi Iin Farliani dan Vito Prasetyo

Iin Farliani, penulis buku puisi Usap Matamu dan Ciumlah Dingin PagiVito Prasetyo bergiat di penulisan sastra sejak 1983.

 

15 Januari 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Imam Yunni

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iin Farliani

Bunga Hibiscus Liar

Meyku yang baik

ke jalan hibiscus liar ini

aku namai jejakmu

getah bunga tergilas sepatu

pernah terdengar kabar kematian

menghanyutkan diri di sungai kotor

selepas siang tinggal udara

mengantar anyir

berapa degup yang dipagut

demi mengukur rute menuju rumah

udara tersedak

airmata meleleh

dalam lebam mendung

kenakan tudungmu kembali

pintu takkan terbuka

punggungmu membelakangi

rumah yang dihuni belukar

betapa tak pernah mudah

memeluk pulang

 

 

2023

 

Vito Prasetyo

Monolog Puna de Acatama

 

seekor kepodang duduk di ranting patah

tatapannya gelisah

matanya seperti membaca kitab

(ia) lupa, dadanya tumbuh kebebasan

 

bukankah tanah telah merdeka?

 

pintu terkuak

orang-orang latin berseru

“kebenaran serupa darah mengalir”

bau anyir menyengat hidung

musim kemarau bagai nyanyian neraka

masa silam telah berganti cermin

kaki-kaki koloni bertapa di pangkal maut

sebutir peluru terbenam di buku kusam

merancap ingatan

 

langit jengah

kata-kata letih bersandar di punggung el-puerto

disana-sini pesta sampanye menggenapi tarian rumba

di musim semi, tanah-tanah porakporanda

cekungan Cordillera Oriental menjelma pusara

silih berganti --

serumpun kepodang datang berziarah

bangunkan penghuni barak

perjuangan hanyalah mimpi tersisa

dari sekerat luka di bebukitan Puna de Acatama

 

masa memberangus

kidung kematian rebah di pangkuan senja

masih adakah cinta lesapkan puisi

selain menyatukannya di monolog bisu

hingga memutih tulang, pudarkan riwayat

hanya penyair membacanya

dalam kebodohan kata-kata

berbaris melukis raut buku

tanpa kata-kata rindu

sebab gelisah terus membekapnya

 

2022

 

Iin Farliani telah menghasilkan dua buku, yaitu kumpulan cerpen Taman Itu Menghadap ke Laut (2019) serta kumpulan puisi Usap Matamu dan Ciumlah Dingin Pagi (2022). Sejak 2013, dia aktif berkegiatan sastra di Komunitas Akarpohon, Mataram. 

Vito Prasetyo lahir di Makassar, 24 Februari 1964, dan tinggal di Malang, Jawa Timur. Ia menulis puisi, cerpen, esai, dan resensi yang disiarkan media cetak di Indonesia serta Malaysia. Ia menjuarai beberapa lomba menulis puisi

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus