TERSEBUTLAH, pada abad ke-16, seorang pelaut Belanda Jan Huygen Van Linschoten menggemparkan Eropa, ketika dia mengungkapkan rahasia-rahasia perdagangan dan navigasi bangsa Portugis, yang waktu itu memang menguasai lautan. Dalam bukunya, Itinerario, antara lain ia menulis tentang Jawa: Pelabuhan utama di pulau ini (Jawa) adalah Sunda Calapa.... Di tempat ini... didapati sangat banyak lada yang bermutu lebih baik daripada lada India dan Malabar.... Juga banyak terdapat kemenyan, benicin atau bonien atau bunga pala, kamper, dan juga permata intan. Tempat ini dapat didatangi tanpa kesulitan, karena orang Portugis tidak sampai ke sini. Orang Java (Jawa) berbondong-bondong datang sendiri sampai ke Malaka untuk menjual barang-barang dagangannya. Tak heran jika para pedagang Eropa kemudian melirik pusat perdagangan rempah-rempah di kawasan Pasifik Barat Daya ini. Belanda, Inggris, dan Portugis berebut kekuasaan. Dari sini Sunda Kelapa mulai merebut pamornya. Dr. Willard A. Hanna, bekas direktur Kantor Penerangan Amerika Serikat di Indonesia, penulis buku ini, tak sekadar mengungkapkan sejarah perkembangan Kota Jakarta. Dengan bahasa yang segar, ia menyajikan sejarah secara deskriptif, tidak rumit dan tidak membosankan. Pembaca bagai diajak melancong ke suasana Jakarta masa lalu. Dalam Bab 18 tentang "Gambaran Mengenai Nieuw Batavia" misalnya, ia menulis laporan pandangan mata seorang pedagang Singapura keturunan Portugis, William Barrington d'Almeida, yang berkunjung ke Batavia 1860. Gaya hidup orang Belanda sehari-hari, katanya, bangun tidur pukul 5 pagi. Pukul 7 sarapan. Sesudah merokok cerutu, mandi dengan air dingin, kemudian pergi ke kantor dengan kereta kuda. Siangnya mereka pulang ke rumah untuk makan, terdiri dari "selusin juadah Indonesia yang dihidangkan dengan nasi". Tidur dan istirahat lalu mandi dan mengisap cerutu lagi. Senja hari, berjalan-jalan. Setelah makan malam dan merokok cerutu, mereka main kartu hingga pukul 11 malam. Lalu tidur. Uraian kisahnya mirip laporan jurnalistik. Hikayat Jakarta, yang dibagi dalam 24 bab ini, menarik untuk dibaca.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini