PROSPEK PEMBANGUNAN EKONOMl PEDESAAN INDONESIA Oleh: Faisal Kasryno (et al.) Penerbit: Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1984, 413 halaman DEWASA ini Indonesia berada dalam era swasembada pangan karbohidrat. Semua ini berkat adanya penerapan teknologi kimia biologi - pupuk kimiawi, pestisida, dan bibit unggul - irigasi dan perbaikan pengelolaan usaha tani. Tapi. bagaimana kehidupan petani? Apakah peningkatan produktivitas lahan sejalan dengan tenaga kerja? SDP-SAE (Studi Dinamika Pedesaan-Survey Agro Ekonomi) Bogor telah mengkaji intensifikasi padi sawah dalam dua penelitian (1969-1972 dan 1978-1981). Kesimpulan yang didapat dari buku ini, ialah meski produktivitas meningkat dalam 10 tahun terakhir, penyerapan tenaga kerja per satuan luas tak berubah, bahkan menurun. Lagi-lagi si petani gurem menemukan fiasco total. Sebab, sektor pertanian tak mungkin bisa menampung tenaga kerja yang selalu bertambah. Implikasinya, pemerintah harus melakukan suatu reformasi agraria dan membuat kebijaksanaan yang khusus dituIukan untuk para tunakisma dengan memperluas kesempatan kerja di sektor nonpertanian. Pemerintah memang telah memberi jalan keluar lewat perkreditan dalam pembangunan pertanian. KIK, KMKP, yang dimulai 1974, memang berkembang pesat, baik dari jumlah debitor maupun nilai kreditnya. Tapi data empiris yang dikaji dalam buku ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil masyarakat desa yang terlibat. Agaknya pelayanan sistem perbankan pedesaan belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat, di samping para kreditor ilegal tetap merajalela. Buku ini cukup menelanjangi keadaan yang sebenarnya. Penelitiannya juga cukup mendalam dan sarat tabel-tabel. Bagi pengambil kebijaksanaan pedesaan, buku ini patut dibaca. Toeti Kakiallatu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini