Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Sang pujaan berjaket kuning

Pemain : warren beatty, madonna, alpacino, dustin hoffman skenario : jim cash, jack epps jr. sutradara : warren beatty produser: touchstone pictures resensi oleh : leila s. chudori.

14 September 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dick Tracy, polisi kartun pujaan Amerika, difilmkan Warren Beatty. Visualisasi yang luar biasa dan meraup tiga Piala Oscar. DICK TRACY Pemain: Warren Beatty, Madonna, Al Pacino, Dustin Hoffman Skenario: Jim Cash dan Jack Epps Jr. Sutradara: Warren Beatty Produser: Touchstone Pictures IA tegap, tampan, sigap, dan jujur. Selalu mengenakan jaket kuning muda dan jam tangan yang berfungsi seperti handytalky, Dick Tracy sangat mengabdi pada profesinya sebagai seorang polisi. Di saat meminang pacar pun, ia rela mengejar penjahat. Lebih hebat lagi, pacar Tracy "hanya" satu orang. Siapa yang tak akan tertarik? Tokoh pujaan ini adalah rekaan Chester Gould yang dimuat pertama kali di harian Detroit Mirror dan New York News tahun 1931. Almarhum Gould mengaku bahwa berita kriminalitas yang selalu menjadi headline koran-koran Amerika membuatnya rindu akan sosok polisi yang heroik dan jujur. "Jika polisi sungguhan tak bisa meringkus para gangster, saya akan menciptakan polisi yang mampu," kata Gould. Ia berhasil. Selama hampir 20 tahun, Dick Tracy menjadi "polisi teladan" Amerika karena kejujuran dan kegesitannya. Hingga tahun 1950-an, komik Dick Tracy sudah menjadi "bacaan wajib" orang Amerika dan tersebar di 700 media. Jika Warren Beatty berusaha menghidupkannya kembali dengan sederetan nama besar seperti Al Pacino dan Dustin Hoffman, ia bukan hanya ingin reuni dengan kawan-kawan lamanya. Sebagai seorang produser dan sutradara, Beatty, yang pernah meraih Oscar untuk sutradara terbaik dalam Reds 11 tahun silam, sangat menekankan pentingnya detail artistik dan visualisasi para tokoh. Pada lima menit pertama film ini, wajah para penjahat yang sedang mengadakan pertemuan memperlihatkan ketelitian Beatty dalam memvisualisasikan tokoh-tokohnya. Ada Flattop (William Forsyth) yang bermuka segi tiga ada Itchy (Ed O'Ross) yang berhidung besar dan bengkok ada Little Face (Lawrence Meyers) yang berwajah sedemikian lebarnya hingga mengambil seluruh layar putih, dan ada Prune Face (R.G. Armstrong) yang mukanya berlipat-lipat seperti buah prune. Semua wajah buruk ini adalah lambang kejahatan. Dan mereka semua berada di bawah kekuasaan Big Boy Caprice (Al Pacino), seorang penjahat berbibir tebal dan berbadan bungkuk, yang sudah lama diincar Tracy. Begitu berkuasanya Caprice, hingga Jaksa Fletcher pun ditundukkannya. Karena itu, setiap kali Tracy menangkap Caprice tanpa bukti kuat, Jaksa Fletcher (Dick van Dyke) berhasil membebaskan bandit nomor satu itu. Satu-satunya harapan Tracy adalah kesaksian Breathless Mahoney (Madonna), seorang penyanyi cantik berambut pirang yang (ingin kelihatan) seksi dan jatuh cinta setengah mati pada Tracy. Breathless adalah "milik" Manlis yang lantas menjadi "harta rampasan" Caprice. "Tolong, jadilah saksi, karena kau pasti tahu apa yang dilakukan Caprice terhadap Manlis," Tracy membujuk. Breathless hanya mau menjadi saksi kalau Tracy menyatakan berahinya. Tapi Tracy adalah seorang polisi yang jujur dan seorang lelaki yang setia pada pacarnya, Tess Trueheart (Glenne Headly). Maka, biarpun Madonna alias Breathless berpose setengah telanjang atau nungging di atas meja hingga Tracy melotot, polisi itu bergeming. Akhirnya, Breathless menyamar menjadi seorang lelaki misterius bernama Blank Face yang diam-diam menjebak Tracy agar ia disangka membunuh Jaksa Fletcher. Akibatnya, Tracy ditahan. Dalam konsep Hollywood, jagoan harus selalu menang. Maka, dengan dukungan kedua temannya yang setia, Stoge (Jim Wilkey) dan Shoulders (Stig Eldred), serta bantuan informasi Mumbles (Dustin Hoffman) -- bawahan Caprice yang bermulut mencong -- Tracy berhasil menghabiskan para penjahat satu per satu, termasuk Caprice. Dan Breathless, tanpa sengaja, tertembak oleh Caprice. Ia mati setelah sempat mencium Tracy, sang polisi pujaan. Dari segi visualisasi para tokoh, film yang meraup tiga Piala Oscar ini -- tata rias wajah terbaik, penata artistik terbaik, dan musik terbaik -- memang layak diperhitungkan. Rias wajah -- bukan topeng -- hasil tangan John Caglion Jr. dan Doug Drexler begitu sempurna, hingga wajah para penjahat sangat mirip dengan ilustrasi Gould. Tata warna yang cemerlang terpancar pada shot seluruh kota (sengaja tak diberi nama) dan juga pada kostum pemain ( perhatikan warna jaket Caprice yang biru mencolok dan warna jaket para wartawan). Madonna, yang aktingnya dipuji-puji kritikus dalam Desperately Seeking Susan, justru gagal di tangan Beatty. Sosok Breathless yang cantik, seksi, dan kontroversial tampaknya diinterpretasikan Madonna sebagai reinkarnasi Marilyn Monroe. Untung, Al Pacino dan Dustin Hoffman mempersembahkan akting yang mempesona. Tak akan ada yang bisa mengenali kedua aktor besar ini karena tata rias yang mengubah wajah mereka dan juga karena akting yang cemerlang. Al Pacino berhasil memerankan Caprice yang megalomania, besar mulut, dan gemar mengutip kalimat-kalimat Nietzsche, Lincoln, dan nama besar lainnya. Hoffman yang hanya muncul beberapa menit itu berhasil menunjukkan bahwa ia adalah seorang aktor besar. Kegemilangan Al Pacino justru menenggelamkan akting Beatty. Soalnya, jaket kuning muda dan wajah tampan itu bukanlah modal yang cukup untuk membangun karakter Tracy. Tapi, sebagai sutradara Beatty masih memperlihatkan sisa-sisa kejayaannya. Leila S. Chudori

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus