Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Berita Tempo Plus

Semangat dunia timur

Agenda pertunjukan pameran seni rupa, pagelaran musik di gedung kesenian jakarta, dan pesta festival teluk kendari di sulawesi selatan.

7 Agustus 1993 | 00.00 WIB

Semangat dunia timur
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Sekitar 50 seniman dan pengajar seni rupa dari Cina bersama beberapa pelukis terbaik Indonesia menggelar karya-karyanya di Jakarta Hilton Convention Centre dari tanggal 31 Juli sampai 4 Agustus ini. Para pelukis Cina itu adalah mereka yang belajar atau pernah belajar di Akademi Seni Rupa Zhejiang di Kota Hanchouw. Di antara pelukis-pelukis beken itu terdapat Qing Dahu. Dia adalah seniman pertama dari Cina yang karya-karyanya dicetak dan diterbitkan dalam jumlah terbatas di Cina. Kini ia menjabat lektor kepala di Akademi Seni Rupa Zhejiang dan Ketua Dewan Tetap Asosiasi Seniman Cina cabang Zhejiang. Sedangkan dari Indonesia ada karya-karya Affandi, Abas Alibasyah, Barli Sasmitawinata, S. Sudjojono, Dede Eri Supria. Pameran besar di Jakarta ini dicirikan oleh watak realis dari hasil karya para pelukis kedua negara, sesuatu yang merupakan kekuatan khusus seni rupa timur, baik di Cina maupun di Indonesia. Suatu alur benang merah yang mempersatukan lebih dari 400 lukisan dan patung yang digelar ini adalah upaya yang gemilang dan penuh semangat dari seniman dunia Timur, yang bergulat menemukan ekspresi artistik mereka. Tiga Citra Nuansa Tiga pelukis muda, M. Sukron Mahrestu, Soemaryo Hadi, dan Sri Aji Yanto, menggelar karya-karya mereka di Gedung Kesenian Jakarta, 5 sampai 15 Agustus ini. Mereka sudah sering menyelenggarakan pameran bersama dan kali ini sebanyak 30 lukisan akan mereka gelarkan. Senirupawan Jakarta Abas Alibasyah, Ratmini Sudjatmoko, Astari Rasyid, Dolo Rosa Sinaga, dan selusin perupa terkenal lainnya bersama-sama menggelar karya seninya di Ruang Pameran Utama TIM Jakarta, 5 sampai 15 Agustus nanti. Acara ini yang diberi label ''Pameran Seni Rupa Karya Senirupawan Jakarta'' dimaksudkan untuk memperingati hari proklamasi kemerdekaan ke-48 dan Hari Lahir Pusat Kesenian Jakarta - TIM ke-25. Dari Jawa ke Kalimantan Untuk mempersempit jarak kesenian dan masyarakat, tiga pelukis muda menyeberangkan karya-karyanya dari Pulau Jawa ke Kalimantan. Fajar Iriadi, 31 tahun, George Eman, 35 tahun, Hendro Suseno, 31 tahun, tiga sarjana Institut Seni Indonesia yang mukim di Yogyakarta, menggelar pameran bersama ''Lintas Kalimantan'' di berbagai kota di Kalimantan. Pameran perdana dibuka pada 1 sampai 4 Agustus di Gedung Habariang Hurung, Sampit, Kalimantan Tengah, dan 7 sampai 10 Agustus di Taman Budaya Kalimantan Tengah, Palangkaraya. Lalu pindah ke Taman Budaya Kalimantan Selatan, Banjarmasin (14 - 18 Agustus), dan ditutup di Museum Negeri Lambung Mangkurat, Banjar Baru (22 sampai 26 Agustus). ''Kami ingin mengalirkan arus seni lukis modern yang berpusat di kota-kota besar di Jawa ke tempat lain,'' kata Fajar Iriadi. Pameran ini disponsori PT Yala Persada Angkasa, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Pesona Warna Dua puluh pelukis muda dari Sanggar Pelukis Jakarta bergabung memamerkan ''Pesona Ragam Warna''. Tempatnya di ruang pamer Enteos Club, Gedung BRI Tower, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Para pelukis ini ada yang karyawan swasta, mahasiswa, dua bekas tukang batu (Margono dan Mudsan). Duo Sudiarso Dua pianis terbaik Indonesia yang masih punya hubungan darah menunjukkan kebolehannya di Gedung Kesenian Jakarta, Kamis 5 Agustus pekan ini. Mereka adalah Aisha Ariadna Sudiarso (anak) dan Iravati M. Sudiarso (ibu). Uniknya, kedua pianis ini belajar dari orang yang sama, dan itu dilakukan mulai usia dini. Iravati belajar piano pada usia 5 tahun dari ibunya, Hestia Mangunkusumo. Sedangkan Aisha belajar piano sejak usia 3 tahun dari neneknya, ya, Hestia juga. Keduanya sudah memperoleh berbagai penghargaan internasional. Aisha kini mahasiswa Manhattan School of Musik New York sedangkan ibunya dikenal sebagai pianis Asia pertama yang bermain bersama New York Philharmonic Orchestra selama lima minggu. Di GKJ mereka akan menggelar karya-karya J.S. Bach, S. Rachmaninoff, Francis Poulence, dan Witold Lutoslawski. Festival Teluk Pesta seni rakyat tingkat provinsi, yang baru pertama kali diselenggarakan di Sulawesi Selatan, dilangsungkan 10 sampai 12 Agustus nanti. Pesta ini dinamai Festival Teluk Kendari. Selama tiga hari itu akan digelar berbagai kesenian tradisional, baik berupa kesenian, kebudayaan, perlombaan maupun makanan tradisional. Gubernur Sultra Drs. M.H. La Ode Kaimuddin mengharapkan pesta rakyat ini bisa mendatangkan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus