Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Seni Instalasi Jompet Jadi Karya Khusus Artjog 2020

Artjog 2020 digelar pada 23 Juli-30 Agustus 2020 di Jogja National Museum.Karya Jompet Kuswidananto jadi salah satu karya proyek khusus.

28 Januari 2020 | 19.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sosialisasi tema Artjog 2020 di Jogja National Museum Yogyakarta (TEMPO/Shinta Maharani)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pameran seni kontemporer Artjog 2020 akan menempatkan karya seni instalasi seniman Jompet Kuswidananto sebagai salah satu karya proyek khusus. Artjog 2020 digelar pada 23 Juli-30 Agustus 2020 di Jogja National Museum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karya seni instalasi Jompet dikenal banyak mengeksplorasi perjalanan sejarah Indonesia, misalnya bagaimana sejarah Hindu masuk, Islam, kemerdekaan, dan pasca-kemerdekaan. Beberapa karyanya bicara tentang perubahan politik, demokrasi, dan kekerasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karya seni instalasinya khas dengan tema-tema yang dekat dengan konteks sosial politik Indonesia. Obyek yang dia garap seringkali semarak dan masif. Jompet. Karya seni instalasi Jompet bertajuk On Paradise menjadi karya seni rupa terbaik pilihan Majalah Tempo tahun 2017.

Instalasi multimedia seniman asal Yogyakarta itu ditampilkan di Museum MAC’S Grand-Honru di Kota Mons, Belgia dalam Festival Europalia Indonesia. Karya itu menampilkan lampu kristal yang terserak, buku Sunda Straits Miracle, video proyeksi, dan instalasi tambur.

Jompet menyebutkan karyanya di Artjog 2020 merupakan kelanjutan dari tema-tema yang selama ini dia kerjakan yakni sejarah. Tapi, dia belum detail menjelaskan bentuk karya yang dia garap. “Masih proses. Belum bisa saya bagikan ke publik,” kata dia di Jogja National Museum, Selasa, 28 Januari 2020.

Kurator Artjog, Ignatia Nilu menyebutkan seperti tahun 2019, Artjog punya program khusus untuk memajang karya-karya seniman. Perupa yang mengisi program khusus ini merupakan seniman-seniman mapan. Tengoklah Artjog 2019 yang memunculkan sejumlah perupa yakni Handiwirman, Teguh Ostenrik, dan Sunaryo.

Kali ini Jompet dipilih karena beberapa karyanya fokus pada sejarah. Ignatia menjelaskan karya-karya seni instalasi Jompet yang pernah dipamerkan di sejumlah negara melalui layar monitor. “Karyanya misalnya bicara tentang sejarah kebudayaan Jawa,” kata Ignatia Nilu.

Kurator Artjog lainnya, Agung Hujatnikajenong mengatakan bentuk karya Jompet yang akan dipamerkan di Artjog belum bisa dipublikasikan dengan alasan ingin memberikan kejutan kepada publik. Selain Jompet, menurut dia akan ada sejumlah karya seniman lainnya yang mengisi proyek khusus Artjog.

Artjog kali ini mengusung tema Time to Wonder atau seputar waktu. Kurator Artjog, Agung Hujatnikajenong menyebutkan tema waktu dipilih karena waktu punya kuasa untuk mengatur segala hal. “Waktu menjadi tema abadi di setiap zaman. Dibahas di berbagai ilmu, misalnya Fisika dan Filsafat,” kata Agung.

Waktu juga erat kaitannya dengan perkembangan sejarah seni. Dia mencontohkan dalam sejarah seni modern barat, orang mengenal aliran seni futurisme yang muncul di Italia. Tokohnya adalah Filippo Marinetti. Gerakan ini muncul seiring dengan penemuan mesin, menekankan pada kecepatan dan optimisme.

Ada juga aliran seni kubisme, seniman yang kuat menggunakan aliran ini dalam karya-karyanya adalah Pablo Picasso. Kubisme berhubungan dengan teori relativisme Einstein. Picasso menggunakan banyak sudut pandang atau perspektif yang beragam dari karya-karyanya.

Shinta Maharani

Shinta Maharani

Kontributor Tempo di Yogyakarta

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus