Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film The Woman King mengisahkan tentang kepahlawanan perempuan Afrika. Kisah yang terjadi pada abad-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PADA sebuah malam senyap, segerombol pasukan Agojie yang dipimpin Nanisca (Viola Davis) muncul dari balik ilalang tinggi. Mengincar kamp Suku Oyo untuk menyelamatkan masyarakat yang ditawan untuk djual sebagai budak bangsa kulit putih. Dalam sekejap, tebasan parang, golok, tusukan tombak, bahkan kuku-kuku panjang nan tajam menjadi senjata pembunuh tanpa ampun. Pasukan kembali dengan teriakan kemenangan dan disambut barisan hormat masyarakat di sepanjang jalan menuju kerajaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agojie merupakan tentara wanita yang menjaga raja Afrika yang dikenal dengan kekuatan fisik dan keganasannya. Nanisca adalah jenderal yang memimpin barisan tentara perempuan bengis di hadapan musuhnya.
Ditetapkan pada 1823, cerita ini mengacu pada sejarah Dahomey, kerajaan Afrika Barat yang ada di abad ke-17 sampai ke-19 di satu kawasan yang sekarang disebut Benin. Agojie, tentara wanita yang menjaga raja, terkenal dengan kekuatan fisik dan keganasannya. Namun, di balik itu, di dalam istana mereka bisa bersenang-senang: menari, saling mengepang rambut, tapi juga tetap berlatih bela diri.
Raja Ghezo (John Boyega) begitu menaruh kepercayaan kepada barisan tentara perempuan ini. Raza Ghezo ingin menjadi pemimpin yang bisa menghentikan penjualan budak. Ia kerap mendengar dan menerima nasihat serta masukan dari Nanisca untuk bisa mengeksplorasi sumber daya alam yang mereka punya alih-alih menjual rakyat menjadi budak.
Di tengah upaya untuk memperjuangkan negeri agar bisa lebih berdikari dan lepas dari perbudakan, kebaradaan pasukan agojie turut menumbuhkan mimpi kepada para anak perempuan untuk bisa kuat dan mandiri.Mereka yang menjadi pasukan agojie bisa saja diserahkan keluarganya lantaran tidak jua menikah. Seperti yang dialami Nawi (Thuso Mbedu), remaja perempuan yang menolak dinikahkan dengan pria kaya berumur yang sebetulnya bakal memperbudak dirinya jika kelak dinikahi.
Perjalanan Nawi menjadi agojie rupanya membuka lembar rahasia Nanisca yang selama ini tersembunyi dibalik dendam kesumatnya kepada pimpinan suku Oyo, Oba Ade (Jimmy Odukoya). Davis mampu menghadirkan sosok yang demikian tangguhdi balik beban masa lalunya yang menyakitkan yang sebetulnya belum sembuh.
Gina Prince-Bythewood, sang sutradara benar-benar menunjukkan kepiawaiannya menghadirkan sejumlah elemen epik sejarah penuh aksi dengan para aktor yang tepat sehingga mampu menghidupkan karakter-karakter pasukan perempuan gagah berani yang hidup. Bythewood mampu merinci dengan detail dari model rambut, pakaian, sampai detail-detail senjata para pasukan agojie.
Semua itu nampak misalkan ketika para pasukan dengan berani masuk ke medan perang dengan senyum gembira. Teriakan khas dan tangan mengacung-ngacung sejata—termasuk tusukan kuku-kuku panjang yang begitu maut menyodok mata musuh—rinci diperlihatkan. Namun, di sisi lain Bythewood juga menghadirkan karakter-karakter yang terlihat beringas saat melawan musuh ini juga turut punya sisi penuh perhatian dan kasih. Namun tak menumpulkan alasan kuat mengapa mereka menjadi pejuang.
“Untuk menjadi seorang pejuang, kamu harus membunuh air matamu,” ujar Nanisca satu waktu.
Ini bukan pertama kalinya kelompok agojie menginspirasi sebuah film. Kisah para agojie juga melatarbelakangi hadirnya pejuang fiksi Dora Milaje di Black Panther (2018).
Viola Davis dalam film The Woman King. Instagram.com/@womankingmovie
Durasi sekitar dua jam kadang terasa cukup panjang lantaran lebih dari setengah momen film menyajikan sisi perlawanan para agojie. Sejumlah adegan sadis yang ditampilkan patut jadi pertimbangan bagi anda yang tidak tahan melihat adegan cukup sadis penuh cipratan darah.
Kisah Nanisca menjadi penting lantaran menyuguhkan betapa perempuan punya peran penting dalam sebuah komunitas bahkan negara. Sejumlah peran strategis yang bisa mereka isi, bisa membawa pengaruh besar. Seperti halnya Nanisca mampu mempengaruhi dan menyentuh nurani raja untuk mengakhiri perbudakan dan mencari cara agar Dahomey bisa menjadi negeri yang tak lagi memperdagangkan rakyatnya sendiri, malah bisa membangun negerinya dengan sumber daya yang bisa diolah jadi komoditas penting bagi kedaulatan bangsa Dahomey.
The Woman King
Sutradara: Gina Prince-Bythewood
Aktor: Viola Davis, John Boyega, Lashana Lynch, Sucho Mbedu
Durasi film: 2 jam 6 menit