Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Yudi Ahmad Tajudin: Terobosan Panggung Tajudin

1 Januari 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eksperimentasi dalam skenografi, set panggung, sangat diperlukan untuk membuat jagat teater Indonesia bergerak dinamis. Kita pernah memiliki almarhum Roedjito, seorang ahli tata panggung, salah satu bidan gerakan teater kontemporer Indonesia. Ia dikenal memiliki konsep ruang tersendiri. Konsep ruang minimalis, yang banyak mengandalkan ruang kosong. Hampir semua teater dan kelompok tari kontemporer kita mewarisi gagasannya tentang ruang.

Dari Yogya, tiba-tiba sebuah kelompok teater bernama Garasi menarik perhatian karena inovasi-inovasi set dan propertinya yang lain daripada yang lain. Tahun 2004, misalnya dalam pertunjukannya di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki berjudul Waktu Batu #3, penonton melihat peristiwa-peristiwa di panggung berjalan dinamis, seolah bergerak terus-menerus. Para aktor Teater Garasi banyak menggunakan elemen kotak-kotak dorong bergerak. Membanggakan, karena kemudian tahun 2005 lakon ini dimainkan di festival ”In-Transit” yang diselenggarakan oleh The House of World Cultures (Haus der Kulturen der Welt), Berlin, Jerman.

Ide itu tak lepas dari sang sutradara, Yudi Ahmad Tajudin. Penghujung tahun ini Yudi kembali melakukan eksperimentasi set yang menarik. Ia terpilih menjadi sutradara King’s Witch karya Goenawan Mohamad dan Tony Prabowo. Tantangannya adalah bagaimana ia mampu mewujudkan musik Tony yang terkenal rumit dan teks Goenawan yang puitis ke dalam sebuah tata panggung yang memikat. Dan ia menunjukkan ide brilian. Untuk menerjemahkan hubungan segi tiga Raja Erlangga-Calon Arang-Manjali, ia menampilkan trap-trap konstruksi besi yang tinggi berbentuk seperti kubah segi tiga. Kubah ini seolah menampilkan kestabilan, kekukuhan. Karena set ini, kisah Calon Arang versi Tony dan Goenawan mulai pandangan pertama terasa sama sekali tidak berbau tradisi. Di situlah penyanyi soprano, tenor, alto yang memainkan tiga karakter bisa bergerak berganti tempat.

Bagi Yudi, teks Calon Arang sejatinya adalah teks purifikasi. Maka ia ingin menampilkan unsur air di panggung. Untuk merealisasi itu, lelaki kelahiran pinggiran, Jakarta Utara, 28 Mei 1972, ini membuat sebuah sambungan tong di sebelah kiri—sejajar dengan segi tiga besi itu—di dalamnya terdapat sebuah mekanik untuk mengalirkan air. Suara gemericik, kilatan basah, muncul setiap kali mekanik itu bergerak.

”Air menjadi ruang hidup yang mempersatukan ketiga karakter yang terlibat masalah. Mulanya, untuk membuat air bergerak, Yudi ingin menerapkan metode ulir Leonardo Da Vinci sebagaimana dilihat di buku-buku. ”Tapi kami menggunakan teknik irigasi di sawah yang menggunakan kincir angin. Unsur air di panggung membuat segi tiga besi yang sangat modern itu menjadi tiba-tiba ada nuansa alaminya.

Di bawah set berbentuk segi tiga itu kemudian para aktor Yudi bergerak keluar-masuk. Aktornya bergerak tidak menerjemahkan musik, tapi paralel dengan musik. Gerak dan musik saling menguatkan. Kadang ia menyuguhkan elemen ”kotak dorong” khas Teater Garasi. Calon Arang versi barunya mengingatkan pada pertunjukan Waktu Batu-nya—ia menampilkan sosok Kuda Besi dengan roda yang didorong hilir-mudik di panggung. Kemampuannya menerjemahkan secara visual puisi Goenawan dan musik Tony yang sangat kontemporer menjadi sebuah tontonan ”peristiwa bersama” yang mengenakkan mata merupakan poin utama mengapa tahun ini kami memilih Yudi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus