Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MEROSOTNYA kepercayaan publik kepada imperium bisnis yang dirintis Ahmad Bakrie ini tampaknya disadari betul oleh keluarga Bakrie. Dari urusan lumpur Lapindo hingga pajak royalti batu bara. Belakangan, publik heboh oleh pengakuan Gayus Tambunan soal suap yang disetor PT Bumi Resources Tbk., salah satu tambang duit keluarga Bakrie, agar perkara pajak perusahaan batu bara terbesar di Indonesia ini bisa diakali.
"Kami sadar persepsi pasar kepada bisnis Bakrie tidak bagus," kata Nirwan Bakrie, Ahad sore dua pekan lalu, kepada Tempo. Padahal semua unit usaha di bawah PT Bakrie & Brothers Tbk. butuh dana jumbo. Itu sebabnya mereka mencari siasat baru.
Disusunlah rencana meraup dana dan memoles citra agar Bakrie & Brothers terkesan memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Aksi itu tertuang dalam kesepakatan tukar guling saham antara PT Bumi Resources, Vallar Plc., dan PT Recapital Advisors, pemegang mayoritas saham PT Berau Coal Energy Tbk., yang dilansir dua pekan lalu. Vallar merupakan perusahaan asal Inggris yang didirikan Nathaniel Rothschild. Nirwan berharap kehadiran salah satu keturunan pendiri bank Rothschild & Sons itu dalam struktur baru pemegang saham Bumi bisa mendongkrak citra Bakrie.
Kenapa Bakrie harus mencari mitra?
Selama ini Bakrie dipersepsikan negatif dalam hal tata kelola perusahaan, padahal aset yang dimiliki bagus. Itu sebabnya kami mencari mitra yang punya dua C, yakni capital dan corporate governance.
Benarkah Ian Hannam, Chairman JP Morgan Cazenove, yang mempertemukan keluarga Bakrie dan Nathaniel Rothschild?
Ya. Tapi, sebelum berbicara dengan Ian Hannam, kami bertemu dengan Lloyd Pengilly, salah satu eksekutif JP Morgan Chase & Co. Kami membahas kemungkinan Bakrie dan perusahaan Inggris bekerja sama memimpin industri tambang di Indonesia.
Kenapa Vallar yang dipilih?
Perusahaan ini baru saja tercatat di bursa efek London dan ingin mengakuisisi perusahaan tambang. Kebetulan Nathaniel punya koneksi di industri keuangan internasional. Namanya dikenal karena berasal dari keluarga berbobot.
Tapi dia tidak punya sejarah di industri pertambangan?
Tipikal pemain yang biasa berinvestasi dengan jual-beli perusahaan seperti itu. Kebetulan industri yang saat ini seksi energi dan berbasis logam. Itu sebabnya dia melirik Bumi dan bersedia jadi pemegang saham minoritas di Vallar, asalkan nilai perusahaannya naik. Maka banyak yang heran, kok, orang punya US$ 1 miliar mau jadi pemegang saham minoritas.
Siapa yang mengusulkan ide itu?
Ian Hannam. Tadinya saya usulkan Bakrie jadi pemilik minoritas di sana. Tapi mereka bilang tidak bisa. Mereka bilang, kendalikan Vallar, dan bilang ke dunia bahwa Vallar dikendalikan oleh Bakrie dan Bumi. Itu yang membuat saya langsung cocok dengan mereka.
Dampaknya buat Bumi?
Aksi korporasi ini baru di level pemegang saham. Dari sisi fundamental tidak berubah, tapi persepsi berubah. Persepsi ini membuat saham Bumi akan banyak dibeli orang. Buktinya, harga saham Bumi langsung naik.
Bukankah semua ini cuma strategi agar Bakrie mudah mencari pinjaman karena selama ini kepercayaan terhadap Grup Bakrie merosot?
Bukan pinjaman, melainkan ekuitas. Kalau pinjaman, gampang mencarinya. Kepercayaan perbankan masih besar, tapi kepercayaan publik terhadap saham-saham Bakrie berkurang. Itulah persepsi pasar yang terjadi saat ini. Kalau ada apa-apa, langsung dilepas. Kalau orang meninggalkan saham Bumi dan tidak mau beli, itu membuat kami sakit hati.
Kasus apa yang paling membuat kepercayaan itu merosot?
Salah satunya kasus gagal bayar nasabah Bakrie Life. Perusahaan ini sudah lama kami lepas dan tidak ada hubungannya dengan Bakrie & Brothers. Lalu soal Lapindo dan pajak. Dua isu ini paling menohok dan bikin ruwet saja. Dari kasus pajak royalti dua tahun lalu berlanjut terus sampai kasus yang ramai dibicarakan orang sekarang ini. Persepsinya seolah-olah Bakrie melakukan penggelapan pajak dan tata kelola perusahaan Bakrie dicap buruk oleh investor.
Kabarnya, kasus pajak ini sempat disinggung saat Bakrie bernegosiasi dengan Vallar?
Nathaniel memang mempertanyakan kasus penggelapan pajak itu. Tapi sudah kami jelaskan kepada dia, semua itu tidak benar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo