Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengangkat Zulkifli Zaini sebagai Direktur Utama Bank Mandiri menggantikan Agus Martowardojo, yang ditunjuk menjadi Menteri Keuangan. Pria kelahiran Palembang, 22 Oktober 1956, ini merupakan “orang dalam” Mandiri. Master keuangan dari Washing ton University, Ame rika, ini mengawali kiprahnya di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), cikal-bakal Bank Mandiri, pada 1988. Bagaimana strateginya memimpin Mandiri? Ditemui Tempo, Kamis pekan lalu, dia menuturkan prioritasnya kedepan.
Bagaimana perkembangan transformasi Mandiri?
Lima tahun lalu, Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo berhasil melakukan transformasi ini. Dulu kami banyak tersangkut masalah hukum. Moral pegawai menurun. Kebanggaan menjadi pegawai Bank Mandiri tidak ada. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan) meningkat. Selama lima tahun, Agus memperkuat organisasi. Kompetensi pegawai diting katkan. Hasilnya, rasio kredit macet kotor turun tajam dari sekitar 25 persen menjadi di bawah tiga persen. Rasio kredit macet bersih turun dari 15 persen menjadi 0,05 persen.Kami juga meningkatkan pelayanan nasabah. Peringkat pelayanan kami naik dari 16 menjadi 11, bahkan ketiga. Setelah itu, menjadi nomor satu. Untuk pertama kalinya bank pelat merah menjadi bank nomor satu dalam pelayanan selama tiga tahun berturut-turut. Itu membanggakan. Pegawai menjadi percaya diri. Nasabah bisa mengandalkan kami sebagai mitra bisnis tepercaya.
Kapitalisasi pasar juga naik. Semula kapitalisasi pasar saham kami hanya Rp 33 triliun dengan harga Rp 1.400 per lembar. Sekarang kapitalisasi pasar saham kami sudah naik menjadi Rp 120 triliun dengan harga saham naik tajam menjadi Rp 6.000-an. Investor senang karena tingkat pengembalian investasinya tinggi.
Apa strategi Anda melanjutkan transformasi ini?
Hal yang baik di masa lalu akan diperkuat. Ke depan, bagaimana bank ini bisa tumbuh bersama Indonesia. Tahun ini ekonomi kita bisa tumbuh 5,9 persen, tahun depan 6,2 persen. Mandiri ingin memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Caranya?
Salah satunya mendukung sektor riil. Mendukung ekspor dan eksportir. Sebagai bank, kami bisa berperan dalam menyalurkan kredit ke semua lini, seperti kredit korporasi, kredit komersial, bahkan usaha kecil dan mikro.
Bagaimana dengan ambisi menjadi bank terbaik di kawasan regional?
Harus diakui, sekarang bank di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan dengan bank di Malaysia atau Singapura. Harapan saya, Mandiri bisa menduduki peringkat kelima di Asia pada 2014 dan ketiga pada 2020. Itu bukan target mudah, tapi juga tak muluk-muluk amat. Kami harus bekerja keras meningkatkan kredit di bisnis komersial, korporasi, usaha kecil, dan konsumsi. Kami harus juga meningkatkan dana masyarakat, sehingga pendapatan berbasis fee (fee base income) ikut meningkat, dan pada akhirnya mendorong profit.
Di sisi apa bank kita paling tertinggal di kawasan regional? Apa yang perlu digenjot Mandiri?
Aset kita dibanding bank di Singapura dan Malaysia kecil. Maka kami harus menaikkan aset dengan cara menaikkan kredit dan fee base income. Tapi tak cukup Bank Mandiri yang tumbuh. Anak usaha seperti Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas, AXA Mandiri, Bank Sinar Harapan Bali, dan Mandiri Tunas Finance juga mesti tumbuh. Makanya, kalau Anda melihat logo, tak ada lagi kata banknya. Yang ada hanya Mandiri dengan pita. Itu menggambarkan Mandiri dan lima anak usahanya.
Apakah target itu bisa dicapai dengan mulus?
Itu bukan tidak mungkin. Bank Syariah Mandiri terbesar dengan pangsa pasar 35 persen. AXA Mandiri enam tahun tumbuh cepat sampai chief executive officer AXA di Prancis kagum. Pertumbuhan AXA di Indonesia hanya di bawah AXA di Hong Kong. AXA Mandiri sudah di atas Malaysia, Singapura, dan Australia. Di Bank Mandiri, kami menargetkan setiap segmen bisnis tumbuh minimal 20 persen. Fakta nya di atas itu. Misalnya corporate banking tumbuh 20 persen, kredit komersial tumbuh 25 persen, kredit usaha kecil bertumbuh 25 persen, dan mikro sebesar 40 persen. Pertumbuhan kredit perumahan kita juga naik 30 persen.
Bagaimana dengan rencana penambahan modal?
Menteri Keuangan dan Menteri Koordinator Perekonomian sudah setuju penambahan modal dengan rights issue (penjualan saham baru). Nantinya saham publik akan naik menjadi sekitar 40 persen dari saat ini 33 persen. Sekarang rencana itu sedang dalam proses diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat. Kami berharap akhir Desember sudah bisa dilakukan atau paling lambat Februari-Maret 2011. Dengan bertambahnya modal, kemampuan kami bertumbuh juga meningkat. Jika anak-anak usaha butuh, kami juga bisa cepat menambah modalnya, agar tak hanya banknya yang tumbuh, tapi Mandiri sebagai grup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo