Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dana komando dan berbagai biaya manajemen rupanya memang biasa dianggarkan di PT Pindad. Bukan hanya institusi kepolisian dan militer yang kebagian, duit juga ditebar sebagai ongkos melobi para calon pembeli dan agen. ”Kami mengikuti apa yang normal di bisnis ini,” kata Direktur Utama PT Pindad, Budi Santoso.
Ditemani oleh Direktur Produk Komersial, Tedy Achdiyat, Budi bercerita banyak tentang biaya lobi ini. Sayang, Direktur Produk Militer, Pentadi Purboyono, yang lebih banyak menandatangani surat permintaan dana macam ini di Pindad, tak bisa mengikuti wawancara. ”Dia masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan,” ujar Budi kepada Tempo di kantornya, Rabu pekan lalu.
Bagaimana biasanya marketing cost itu dikeluarkan?
Bisnis ini tidak berbeda dengan yang lain. Marketing cost itu masuk ke agen karena kami tidak bisa menjual sendiri produk.
Berarti pemberian dana ini normal?
Maksud dari normal ini bisa macam-macam. Untuk menjual satu barang, fee bagi yang menjualkan itu pun harus dibayar—karena jika kita tidak mengikuti prosedur normal seperti itu, kita tidak mendapat pekerjaan. Di Pindad, semua produk yang dijual itu harus menguntungkan. Itu prinsip dasar kami.
Jadi, menurut Anda ini sah?
Kalau dibilang sah, ya, sah, karena kami harus seperti itu. Kami tidak menyogok orang untuk membeli barang; tapi untuk mendapat pekerjaan harus ada biayanya; seperti mengundang orang, mengajak orang makan, itu kan ada biayanya. Itu normal dalam satu marketing. Biaya lobi namanya. Karena kalau orang yang tidak kenal, tidak bisa. Produk-produk kami bukan barang yang bisa dipajang di toko. Kami harus mengundang orang datang, kami harus meyakinkan, harus bisa menjual. Itu butuh biaya.Untuk TNI atau Polri juga sama?
TNI dan Polri sama saja. Kita undang mereka. Semua sama.
Bukankah pasar sudah jelas: TNI dan Polri. Kenapa masih harus berpromosi dengan marketing cost atau dana komando? Jumlahnya pun puluhan miliar per tahun.
Dana itu bukan hanya biaya untuk marketing cost, tetapi juga termasuk biaya pameran. Segala macam masuk ke situ. Jadi, seperti biaya iklan. Itu mahal.
Tidak mubazir?
Tidak, karena kita punya prinsip di sini: semua transaksi harus untung. Bisnis kan begitu.
Adakah semacam tekanan untuk menandatangani kontrak, khususnya dari militer atau polisi?
Tidak ada. Kami banyak bergantung kepada agen. Dia bisa saja menjual produk lain. Kami yang minta tolong mereka untuk menjual. Mereka bukan agen tunggal Pindad.
Pindad milik negara, pembelinya pun instansi negara. Kenapa perlu pakai uang begitu?
Kami ikuti apa yang sudah ada. Tidak bisa saya melakukan sendiri—berenang sendirian. Tugas saya hanya satu, yaitu membuat perusahaan ini hidup.
YTA/Rana Akbari Fitriawan dan Endang Purwanti
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo