Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan kualitas alat tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dipatok di kisaran Rp 275 ribu hingga Rp 300 ribu tetap memiliki mutu yang optimal di tengah merebaknya kasus Covid-19 varian B.1.1.529 atau Omicron di dunia.
Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan kepastian mutu itu diperoleh dari hasil penilaian yang dilakukan secara berkala oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) terkait dengan alat tes usap PCR yang beredar di tengah masyarakat.
"Mengenai kualitas laboratorium sudah dilakukan penilaian oleh Balitbangkes dan juga semua alat tes PCR yang telah mendapatkan izin edar, artinya sudah dipastikan kualitasnya baik oleh produsennya,” kata Nadia melalui pesan WhatsApp, Minggu, 5 Desember 2021.
Hal itu disampaikan Nadia juga untuk memastikan pelacakan kasus Covid-19 tetap terjaga kualitasnya di tengah potensi merebaknya kasus Covid-19 akibat varian B.1.1.529 atau Omicron di akhir tahun ini.
Di sisi lain, Nadia menambahkan kementeriannya tengah mempersiapkan kembali kapasitas oksigen liquid, tabung gas hingga oksigen concentrator untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus pada gelombang pandemi berikutnya.
“Kita juga memastikan ketersediaan obat-obatan untuk tepat perawatan konversi masih diberlakukan terkait antisipasi lonjakan ini,” kata dia.
Sebelumnya Gabungan Perusahaan Alat-Alat Kesehatan & Laboratorium (Gakeslab) mengatakan mayoritas alat tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) yang beredar di tengah masyarakat memiliki teknologi yang rendah. Sekretaris Jenderal Gakeslab Randy Teguh mengatakan hal itu terjadi lantaran rumah sakit dan laboratorium melakukan penyesuaian harga setelah kebijakan harga eceran tertinggi atau HET alat tes usap PCR yang dipatok di kisaran Rp 275 ribu hingga Rp 300 ribu akhir Oktober lalu.
Randy mengkhawatirkan rendahnya kualifikasi tes usap PCR itu bakal berdampak serius pada akurasi pemeriksaan kontak erat Covid-19 menyusul varian B.1.1.529 atau Omicron. Akan tetapi, Randy memastikan akurasi alat tes usap itu mesti disimpulkan setelah adanya post-marketing surveillance atas produk-produk yang beredar di tengah masyarakat saat ini.
“Dengan harga yang hanya sekitar Rp 290 ribu, teknologi tinggi yang akurasinya lebih tinggi sudah tidak bisa bermain di Indonesia, karena cost-nya sudah ditekan yang ada adalah produk-produk pemeriksaan PCR dengan Reagen dan PCR yang teknologi rendah,” kata Randy melalui sambungan telepon, Minggu.
Randy menuturkan sebagian anggota Gakeslab sudah berhenti menyalurkan alat tes usap dan reagen PCR yang memiliki kualifikasi mutakhir kepada rumah sakit dan laboratorium. Alasannya, penyesuaian harga akibat kebijakan HET itu tidak memberi selisih keuntungan kepada perusahaan penyalur alat kesehatan dan laboratorium. Menurut dia, rumah sakit dan laboratorium belakangan membeli alat tes usap dan reagen dari produsen-produsen asal Cina dan Asia dengan harga yang relatif murah.
BISNIS
BACA: AirNav Terbitkan Ash Notam Erupsi Semeru, Abu Vulkanik Bergerak ke Barat Daya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini