Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ahli Ekologi Beberkan Dampak Pengerukan Pasir Laut, dari Terumbu Karang Mati hingga Biota Laut Punah

Ahli Ekologi dari Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan, Romi Hermawan membeberkan dampak ekologi dari pengerukan pasir laut.

13 Juni 2023 | 14.41 WIB

Ilustrasi pengerukan pasir laut. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi pengerukan pasir laut. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli Ekologi dari Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan, Romi Hermawan membeberkan dampak ekologi dari pengerukan pasir laut. Dia menilai kebijakan pemerintah dalam membuka kembali keran ekspor pasir laut akan berdampak negatif pada ekosistem laut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Pertama, dampak fisikanya. Akan terjadi penurunan intensitas cahaya untuk fotosintesis karena air laut menjadi keruh," ujar Romi dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh oleh Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) pada Selasa, 13 Juni 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dia menjelaskan gangguan fotosintesis itu bukan cuma terjadi pada plankton saja, tetapi juga pada terumbu karang. Sebab, terumbu karang merupakan biota laut yang separuh tumbuhan dan hewan, sehinga membutuhkan fotosintesis.  

Selanjutnya, pengerukan pasir laut dapat menyebabkan naiknya angka total dissolver solid (TDS) dan total suspended solid (TSS). Dengan demikian, sedimen akan teraduk hingga mengubah kedalaman dan muka dasar laut. 

Sedangkan dari paramater kimia, penambangan pasir laut dapat meningkatkan bahan organiknya akan meningkat. Mungkin terjadi racun, tergantung dari dasar lautnya. Perubahan pH air, kemudian perubahan parameter mikro lainnya. 

Lalu berdasarkan parameter biologinya, kebijakan itu akan menyebabkan kematian organisme laut atau terumbu karang. Pasalnya, terumbu karang termasuk makhluk hidup yang paling sensitif terhadap perubahan kualitas air. "Jika ada perubahan sedikit, pasti akan terjadi guncangan bagi terumbu karang," ucap Romi. 

Selanjutnya: Pengerukan pasir laut juga memicu ...

Pengerukan pasir laut juga memicu penurunan biodivesritas atau keberagaman biota di laut. Selain itu, ujarnya, langkah itu pasti mendorong hilangnya habitat dan menurunkan stok alami makanan laut. 

"Jadi ikan-ikan lama-lama akan habis," katanya. 

Adapun kebijakan pengerukan pasir laut diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebelumnya berjanji akan menghentikan ekspor pasir laut apabila berdampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat pesisir. 

Dia pun mengklaim kebijakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 15 Mei 2023 ini bukan mengatur pasir laut melainkan sedimentasi laut. Menurutnya, sudah tugas negara untuk membersihkan sedimentasi laut. Sebab, kata dia, jika didiamkan justru akan menggangu biota laut seperti terumbu karang dan laut.  

"Kalau sampai implementasinya ternyata merugikan masyarakat pesisir atau merusak lingkungan, ya kami hentikan," ujar Staf Khusus Bidang Komunikasi Publik KKP, Wahyu Muryadi kepada Tempo Senin malam, 29 Mei 2023. 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Riani Sanusi Putri

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus