Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman mengatakan pagu anggaran kementeriannya yang sebesar Rp 92 miliar pada 2025 hanya mampu untuk membiayai 40 keluarga transmigran. Karena itu, ia tengah berupaya mencari alternatif pembiayaan transmigrasi. Salah satunya, dengan mencari investor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ifitah mengatakan telah membicarakan hal ini dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). “Sudah bicara dengan Kepala BPKP, mungkin nanti anggaran tidak mengeluh kepada negara harus menggelontorkan berapa. Kami sedang upayakan sistem bottom up,” kata Iftitah usai rapat di Kementerian ATR, Selasa, 12 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Misalnya saja, Iftitah menuturkan, pemerintah memiliki lahan dan ada investor yang membutuhkan 10 ribu hektare untuk Perkebunan kakao. Nantinya, pemerintah bisa mempersilakan investor menggunakan lahan tersebut dengan memberdayakan transmigran sebagai petani kakao. Namun, pemerintah juga meminta agar investor turut mendirikan pabrik coklat sehingga ada penghilirian komoditas kakao di situ.
“Nanti tenaga kerja (pabrik) juga dari situ,” kata Ifititah. “Sehingga, nanti kami berharap, yang memberangkatkan transmigran tidak lagi biaya negara tapi bisa saja dari investor.”
Menurut Iftitah, konsep seperti itu akan menjadi simbiosis mutualisme antara pemerintah dengan investor. Menurutnya, kepentingan pemerintah untuk menempatkan penduduk dan memberi kehidupan masyarakat yang lebih baik bisa tercapai. Di sisi lain, Iftitah mengatakan, investor bakal meraup keuntungan.
“Ujungnya pada perekonomian (masyarakat) dan pertumbuhan ekonomi negara,” kata dia.
Adapun Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid mengatakan kementeriannya menyiapkan lahan seluas 564 ribu hektare. Lahan tersebut tersebar di seluruh Indonesia. Namun, Nusron mengatakan Kementerian Transmigrasi meminta fokus penyediaan lahan di Papua.
“Yang terkait dengan cetak sawah sesuai ketahan pangan. Supaya teman-teman transmigrasi tidak lagi muter potensi ekonominya apa karena sudah ada di situ,” ungkap Nusron.
Pilihan Editor: Efek Trump pada Kebijakan Moneter BI