Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palembang - Anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa taman kanak-kanak dan sekolah dasar di Palembang naik Rp 2 ribu per porsi, dari semula Rp 6 ribu menjadi Rp 8 ribu. Hal tersebut diungkapkan oleh Penanggung Jawab Penyedia Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari Satuan Pusat Pelayanan Gizi (SPPG) Kecamatan Ilir Barat (IB) I Palembang, Muhammad Dicky Alghaffar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Untuk peserta didik TK hingga kelas 3 SD naik jadi Rp8 ribu. Kalau kelas 4, SMP hingga SMA, anggarannya Rp10 ribu per-porsinya," kata Dicky saat ditemui Tempo di SD Negeri 25 pada Rabu, 8 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Dicky, perubahan itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas menu makanan. Kenaikan anggaran itu berdasarkan standar harga penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis yang diatur oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Dicky juga mengatakan, untuk nilai sayur-mayur dan lauk-pauk tidak sama dengan biaya operasional. Selain itu, diketahui, porsi SMP lebih banyak dari TK dan SD.
"Kalau untuk biaya operasional saya tidak tahu ya. Saya tahunya untuk biaya sayur dan juga lauk Rp8 ribu dan Rp10 ribu. Biaya itu diatur oleh pusat, kami hanya penyedia dan menyediakan menu apa saja dari hari Senin hingga Jumat kepada peserta didik," jelas Dicky.
Usai ditambahnya anggaran tersebut, melalui pantauan Tempo di dua sekolah yaitu SD Negeri 25 dan SMP Negeri 19, menu yang disajikan adalah nasi putih, telur kari, tempe orek, tumis sayur kacang panjang dicampur wortel, dan pisang. Pada Selasa lalu menunya adalah nasi putih, daging ayam asam manis, tahu goreng, sayur capcay dan semangka.
Saat ditanya mengenai tidak adanya susu di setiap menu, mantan lulusan Universitas Pertahanan itu juga mengatakan, penambahan anggaran itu tidak termasuk dengan penambahan menu susu. Sebab kata dia, susu bisa digantikan dengan sumber protein lainnya seperti telur dan lainnya.
"Pemberian susu kemasan seperti dari beberapa brand belum ada arahan pemberiannya, karena susu kemasan saat ini menggunakan kemasannya yang menyebabkan sampah," jelasnya.
Pilihan Editor: Jika Impor Empat Komoditas Pangan Benar-Benar Disetop