Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Antara Boeing Dan Airbus

Maskapai Amerika yang memproduksi jenis pesawat Boeing bersaing dengan Airbus industri buatan Eropa. Perusahaan penerbangan Amerika yang memesan Airbus didesak untuk membatalkannya. (eb)

17 Februari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KAMI tak pernah menerima pesanan yang begini banyak hanya dalam satu hari," kata Joseph F. Stutter menikmati kemenangannya di ruang konperensi pabrik Renton dekat Seattle di pantai Pasifik. Di hadapan beberapa wartawan Perancis, sebagai salah seorang wakil presiden maskapai Boeing yang sejak duabelas tahun ini tak pernah membuat avion baru itu, Joseph menjelaskan ia baru saja mendapat pesanan sebanyak 50 buah pesawat penumpang jenis baru Boeing 767 seharga 1,25 milyar dollar. B 767 ini agaknya dimaksud sebagai balasan terhadap produksi Airbus Eropa yang sedang berkembang begitu cepat yang juga telah dipesan oleh beberapa maskapai penerbangan Amerika. Tapi munculnya barang baru di pasaran dunia itu tentu saja mengagetkan Eropa. Sebab dalam 10 tahun mendatang niscaya Boeing sanggup mereguk produksi seharga 32 milyar dollar. Dan Amerika, kini baru saja terjaga dari tidurnya akibat sukses yang telah dicapai Airbus Eropa. Lalu bagaimana kans Airbus Eropa di hadapan raksasa Boeing itu? Dalam 20 tahun ini maskapai Amerika itu telah berhasil menjual sebanyak 3200 buah pesawat sipil. Sejumlah 41.000 pekerja melanjutkan produksi Boeing Boeing 707, 727, 737 dan 747 yang terkenal itu. Irama produksinya mencapai 21 buah per bulan. Hampir dalam sehari sebuah pesawat diselesaikan. Sedang di pantai Atlantik, perusahaan Aerospatiale di Toulouse, Perancis hanya sanggup memproduksi dua buah Alrbus satu bulan. Irama yang sangat lamban bila harus bersaing di pasaran dunia. Kecuali bila lewat 1983 mereka mampu membuat 8 buah per bulannya seperti yang diharapkan Boeing untuk pembuatan jenis 767-nya itu. Sementara perusahaan Airbus Eropa yang lain tetap menahan ambisinya untuk hanya membuat 3 buah airbus per bulan selama tahun 1979 dan 4 buah untuk tahun 1980. Padahal perusahaan Amerika Boeing telah menyiapkan 9000 pekerja untuk produksinya bila pasaran menguntungkan untuk tahun 1978. Bila pasaran seret mereka tentu saja telah bersiap untuk mengurangi jumlah pekerjanya. Itu pernah terjadi antara tahun 1968 dan 1971. Waktu itu mereka menciutkan jumlah pekerja dari 100.000 menjadi hanya 40.000 orang. Keuntungan lain bagi Boeing adalah kenyataan mereka bisa lekas menjual dengan harga yang baik dan cepat pula mengirimkannya. Stetoskop Dan kini raksasa Amerika itu telah mempekerjakan 2000 orang petugas untuk melakukan kontak setiap hari dengan lebih 160 perusahaan langganan mereka. Sebanyak 2000 'stetoskop' sudah dipasang untuk menguping kebutuhan dan permintaan maskapai-maskapai penerbangan itu. Mereka juga bisa memanfaatkan bantuan sejumlah 45.000 orang pilot dan insinyur yang sedang sekolah di Seattle untuk ikut serta mempromosikan 'semangat Boeing' kepada berbagai perusahaan penerbangan. Sedang Airbus-lndustrie baru mampu membuat 57 buah pesawat atas permintaan dari 23 perusahaan langganannya. Tentu masih sangat kurang. Tapi ancaman besar dari Amerika itu nampaknya tak bcgitu ditakutkan oleh Bernard Lathiere, 49 tahun, pimpinan Airbus-lndustrie untuk konsorsium Eropa. Seperti komentarnya kepada majalah l'Express belum lama berselang, Lathiere tampak optimis. "Selama 10 tahun ini Amerika selalu mengatakan bahwa: Eropa tak akan sanggup membuat sebuah avion yang baik dan lagi mereka tak tahu bagaimana cara menjualnya. Tapi kita telah membuktikan hal yang sebaliknya. Sejak munculnya pesawat Caravelle, Eropa berhasil mengejutkan Amerika. Dan dengan versi baru A 310 yang berkapasitas 200 tempat duduk, kita mampu membuatnya sebanyak 40 buah. " Tapi apakah Airbus sanggup menandingi kekuatan Boeing, padahal pasaran potensialnya 65% tergantung pada perusahaan Amerika? Dan tiga dari yang terbesar di sana yakni Delta, American dan United Airlines kelal akan memilih Boeing 767? "Avion buatan kami ini sangat baik," kata Bernard Lathiere lagi, "dan penanggungjawab dari American Air lines telah membuktikannya sendiri. Mereka juga tahu bahwa jenis A 310 adalah perkembangan dari A 300 yang berkapasitas 250 tempat duduk. Dan lagi, anda perlu tahu Boeing 767 itu hanya ada di atas kertas saja. Sebab perusahaan penerbangan itu tak mau menambah beban biaya baru walau itu untuk yang bernama Boeing!" Tapi bagaimana pun reaksinya, konon penerbangan Delta Airlines yang berpusat di Atlanta, ibukota Georgia telah didesak oleh Presiden Carter untuk membeli pesawat buatan Amerika sendiri, yakni Boeing. Dan Americar Airlines yang sebelumnya telah memesan Airbus kini mengurungkan niatnya atas usul dari penasehat perusahaan itu. Ini tentu mengejutkan Airbus-lndustrie.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus