KAMI tak pernah menerima pesanan yang begini banyak hanya dalam
satu hari," kata Joseph F. Stutter menikmati kemenangannya di
ruang konperensi pabrik Renton dekat Seattle di pantai Pasifik.
Di hadapan beberapa wartawan Perancis, sebagai salah seorang
wakil presiden maskapai Boeing yang sejak duabelas tahun ini tak
pernah membuat avion baru itu, Joseph menjelaskan ia baru saja
mendapat pesanan sebanyak 50 buah pesawat penumpang jenis baru
Boeing 767 seharga 1,25 milyar dollar.
B 767 ini agaknya dimaksud sebagai balasan terhadap produksi
Airbus Eropa yang sedang berkembang begitu cepat yang juga telah
dipesan oleh beberapa maskapai penerbangan Amerika. Tapi
munculnya barang baru di pasaran dunia itu tentu saja
mengagetkan Eropa. Sebab dalam 10 tahun mendatang niscaya Boeing
sanggup mereguk produksi seharga 32 milyar dollar. Dan Amerika,
kini baru saja terjaga dari tidurnya akibat sukses yang telah
dicapai Airbus Eropa.
Lalu bagaimana kans Airbus Eropa di hadapan raksasa Boeing itu?
Dalam 20 tahun ini maskapai Amerika itu telah berhasil menjual
sebanyak 3200 buah pesawat sipil. Sejumlah 41.000 pekerja
melanjutkan produksi Boeing Boeing 707, 727, 737 dan 747 yang
terkenal itu. Irama produksinya mencapai 21 buah per bulan.
Hampir dalam sehari sebuah pesawat diselesaikan.
Sedang di pantai Atlantik, perusahaan Aerospatiale di Toulouse,
Perancis hanya sanggup memproduksi dua buah Alrbus satu bulan.
Irama yang sangat lamban bila harus bersaing di pasaran dunia.
Kecuali bila lewat 1983 mereka mampu membuat 8 buah per bulannya
seperti yang diharapkan Boeing untuk pembuatan jenis 767-nya
itu. Sementara perusahaan Airbus Eropa yang lain tetap menahan
ambisinya untuk hanya membuat 3 buah airbus per bulan selama
tahun 1979 dan 4 buah untuk tahun 1980.
Padahal perusahaan Amerika Boeing telah menyiapkan 9000 pekerja
untuk produksinya bila pasaran menguntungkan untuk tahun 1978.
Bila pasaran seret mereka tentu saja telah bersiap untuk
mengurangi jumlah pekerjanya. Itu pernah terjadi antara tahun
1968 dan 1971. Waktu itu mereka menciutkan jumlah pekerja dari
100.000 menjadi hanya 40.000 orang. Keuntungan lain bagi Boeing
adalah kenyataan mereka bisa lekas menjual dengan harga yang
baik dan cepat pula mengirimkannya.
Stetoskop
Dan kini raksasa Amerika itu telah mempekerjakan 2000 orang
petugas untuk melakukan kontak setiap hari dengan lebih 160
perusahaan langganan mereka. Sebanyak 2000 'stetoskop' sudah
dipasang untuk menguping kebutuhan dan permintaan
maskapai-maskapai penerbangan itu. Mereka juga bisa memanfaatkan
bantuan sejumlah 45.000 orang pilot dan insinyur yang sedang
sekolah di Seattle untuk ikut serta mempromosikan 'semangat
Boeing' kepada berbagai perusahaan penerbangan.
Sedang Airbus-lndustrie baru mampu membuat 57 buah pesawat atas
permintaan dari 23 perusahaan langganannya. Tentu masih sangat
kurang.
Tapi ancaman besar dari Amerika itu nampaknya tak bcgitu
ditakutkan oleh Bernard Lathiere, 49 tahun, pimpinan
Airbus-lndustrie untuk konsorsium Eropa. Seperti komentarnya
kepada majalah l'Express belum lama berselang, Lathiere tampak
optimis. "Selama 10 tahun ini Amerika selalu mengatakan bahwa:
Eropa tak akan sanggup membuat sebuah avion yang baik dan lagi
mereka tak tahu bagaimana cara menjualnya. Tapi kita telah
membuktikan hal yang sebaliknya. Sejak munculnya pesawat
Caravelle, Eropa berhasil mengejutkan Amerika. Dan dengan
versi baru A 310 yang berkapasitas 200 tempat duduk, kita mampu
membuatnya sebanyak 40 buah. "
Tapi apakah Airbus sanggup menandingi kekuatan Boeing, padahal
pasaran potensialnya 65% tergantung pada perusahaan Amerika? Dan
tiga dari yang terbesar di sana yakni Delta, American dan United
Airlines kelal akan memilih Boeing 767?
"Avion buatan kami ini sangat baik," kata Bernard Lathiere lagi,
"dan penanggungjawab dari American Air lines telah
membuktikannya sendiri. Mereka juga tahu bahwa jenis A 310
adalah perkembangan dari A 300 yang berkapasitas 250 tempat
duduk. Dan lagi, anda perlu tahu Boeing 767 itu hanya ada di
atas kertas saja. Sebab perusahaan penerbangan itu tak mau
menambah beban biaya baru walau itu untuk yang bernama Boeing!"
Tapi bagaimana pun reaksinya, konon penerbangan Delta Airlines
yang berpusat di Atlanta, ibukota Georgia telah didesak oleh
Presiden Carter untuk membeli pesawat buatan Amerika sendiri,
yakni Boeing. Dan Americar Airlines yang sebelumnya telah
memesan Airbus kini mengurungkan niatnya atas usul dari
penasehat perusahaan itu. Ini tentu mengejutkan
Airbus-lndustrie.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini