Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Apindo Waswas RI Deflasi Lima Bulan Beruntun, Khawatir Daya Beli Turun

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) kahawatir deflasi yang terjadi lima bulan beruntun berdampak padapenurunan daya beli atau konsumsi domestik

2 Oktober 2024 | 17.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W. Kamdani, berbicara dalam konferensi pers, merespon dinamika politik terkini dan kaitannya dengan dunia usaha, di Jakarta, Jumat, 23 Agustus 2024. TEMPO/Nandito Putra.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Deflasi yang terjadi selama lima bulan beruntun membuat kalangan pengusaha waswas. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengaku gelisah kondisi ini bakal berpengaruh pada tingkat konsumsi masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Yang kami khwatirkan adalah ini semua berpengaruh juga kepada daya beli. Ini yang sebenarnya menjadi kunci utama,” ujar Shinta usai sarasehan Kadin bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di Menara Kadin, Rabu, 2 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengaruhnya daya beli menurut dia, penting dicermati karena konsumsi domestik selama ini menjadi kunci utama pertumbuhan ekonomi RI. Hal ini tercermin dalam indikator Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur. Demand atau permintaan selama ini memegang peranan penting, dan demand domestik jauh lebih besar dibanding internasional.

Meski begitu, Shinta berpendapat perkembangan ekonomi tidak hanya dilihat dari sisi deflasi saja. Menjaga inflasi rendah dengan mengatur volatilitas harga pengan juga penting lewat intervensi pemerintah.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik melaporkan perekonomian Indonesia kembali mengalami deflasi 0,12 persen secara bulanan pada September 2024. Dalam pemaparan Berita Resmi Statistik hari ini, disebutkan deflasi telah terjadi lima bulan beruntun sejak Mei. Secara historis, deflasi kali ini merupakan yang terdalam dibanding bulan yang sama dalam lima tahun terakhir.

Ekonom sekaligus pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J. Rachbini mengatakan deflasi yang terjadi secara berturut-turut bakal menjadi tantangan di awal kepemimpinan presiden terpilih, Prabowo Subianto. Adanya transisi pemerintahan membuat proses pemulihan ekonomi bakal menjadi lebih lambat dan berat.

Rektor Universitas Paramadina itu mengatakan deflasi sebagai pertanda penurunan aktivitas ekonomi. Deflasi berkelanjutan menurunkan insentif bagi konsumen untuk membelanjakan uangnya, karena mereka berharap harga akan terus turun. Ini menyebabkan permintaan barang dan jasa menurun dan pada akhirnya mengurangi produksi dan investasi. Dalam skenario ini, perusahaan akan mengurangi tenaga kerja, yang dapat menyebabkan peningkatan pengangguran dan memperdalam resesi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus