Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk merencanakan melakukan konversi terhadap kendaraan bermotor berbahan bakar bensin menjadi bahan bakar gas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama PT PGN Muhammad Haryo Yunianto mengatakan, konversi ini akan diterapkan untuk kendaraan roda dua dan roda empat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami sering dapat keluhan dari masyarakat utamanya ojek online tentang harga bbm yang naik, jadi dengan konversi ini diharapkan masyarakat bisa dapat manfaat," kata Haryo saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa 31 Januari 2023.
Haryo mengatakan, uji coba pelaksanaan konversi kendaraan ini akan dilakukan pada awal Maret hingga akhir April 2023.
"Pilot project akan dilaksanakan di dua daerah DKI Jakarta dan Semarang dengan target mengkonversi 300 unit," kata Haryo.
Haryo menargetkan, selama lima tahun konversi dapat dilakukan terjadap 100 ribu unit kendaraan.
Selanjutnya: masyarakat dapat menghemat hingga Rp 5 juta pertahun ...
Lebih jauh Haryo menyampaikan, dengan dilakukannya konversi ini masyarakat dapat menghemat hingga Rp 5 juta pertahun untuk kendaraan bermotor roda dua dengan estimasi 2,5 liter perhari dan Rp 30 juta pertahun dengan estimasi 15 liter per hari untuk kendaraan roda empat.
"Kalau biasanya membeli Pertalite Rp 10 ribu per liter, dengan gas hanya 4.500," kata Haryo.
Haryo mengatakan, dengan konversi ini diharapkan bisa mengurangi beban subsidi setara dengan Rp 228 miliar pertahun dan ketergantungan impor 91 ribu kilo liter.
Namun begitu, lanjut Haryo, konversi itu dilakukan bukan untuk menggantikan bahan bakar bensin menjadi gas, melainkan hanya sebagai alternatif.
"PGN bukan menggantikan tapi memberikan alternatif energi kepada kepada masyarakat yang lebih murah yang lebih bersih," kata Haryo.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini