Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Awal suksesi eka tjipta widjaja

Eka memilih pola tradisional, dengan mempersiapkan putra tertua selaku penggantinya. ia mundur tahun 1997, sedangkan keluarganya akan ditarik dari dewan direksi. siapkah mereka?

22 Januari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNTUK pertama kali dan tanpa aba-aba sama sekali, Eka Tjipta Widjaja mengumumkan pengunduran dirinya di depan umum. Taipan kedua terkaya setelah Liem Sioe Liong itu mengatakan kepada sejumlah wartawan Jumat pekan lalu, bahwa ia telah mundur dari kepemimpinan Sinar Mas Group (SMG) sebuah kerajaan bisnis yang menguasai 124 perusahaan di negeri ini. Pengunduran Eka yang hampir bersamaan dengan pemberian piagam penghargaan kepadanya dari Legiun Veteran RI itu tampak bagaikan kejutan berganda yang mewarnai pekan-pekan pertama tahun 1994. Tahun silam, sebuah majalah Ibu Kota memang sudah memperkirakan pengunduran Eka, tapi nyatanya taipan ini masih tetap mengendalikan roda bisnis SMG. Bahkan ia masih aktif memimpin rapat direksi. Lalu, mengapa Eka tiba-tiba mau mundur? Bahkan di saat kritis, ketika industri pulp-nya tak berpeluang menaikkan kapasitas, kendati hal itu sudah lama direncanakan. "Saya lelah dan ingin beristirahat. Biarlah orang lain yang melanjutkan pekerjaan saya," demikian Eka, yang tahun ini menginjak usia 71 tahun. Tapi sejak kapan dia tidak aktif lagi? Menurut Pengusaha Sofyan Wanandi, sebetulnya Eka sudah melepaskan tongkat kendali sejak pertengahan tahun lalu. Hampir 90% dari keputusan penting sudah ditangani oleh putra-putrinya. "Ia kini lebih banyak mengisi waktunya dengan kegiatan sosial," ujar Sofyan. Kasus PT Indah Kiat Pulp & Paper mungkin bisa dipakai sebagai contoh. Ketika perusahaan itu dituding menggunakan kayu curian, Eka tak campur tangan. Dia malah mengoperkan masalah rawan itu kepada putranya, Franky Widjaja. Sebuah sumber yang sangat mengetahui, yang tak mau disebut namanya, membeberkan bagaimana Eka melepaskan kendalinya di SMG setahap demi setahap. Bahkan dalam dua tiga tahun ini, Eka akan menarik seluruh keluarganya dari jajaran direksi. Taipan itu sendiri sepenuhnya akan mundur pada tahun 1997. "Jadi, sampai saat ini Eka masih memegang kendali Sinar Mas Group," sumber itu memastikan. Namun, tentulah ia tidak sesibuk dulu. Oei Ek Thjong yang kelahiran Zhangzhou di Fujian ini kabarnya masih tetap sebagai sentral dari kegiatan SMG. Pada setiap Rabu minggu pertama, Eka masih memberikan petunjuk arah kebijaksanaan SMG, termasuk soal pengembangan usaha. Dan petunjuk itu tak bisa dibantah oleh siapa pun. Sementara itu, kalangan bisnis terus bertanya-tanya, siapa calon pengganti Eka. Soalnya, selain bisnis SMG begitu besar, Eka juga memiliki banyak anak. Jadi, pantas dipersoalkan, "siapa calon putra mahkota?" Sebegitu jauh, konon, Eka tengah menyiapkan putra-putranya. Indra Widjaja, yang Presiden Direktur Bank Internasional Indonesia (BII), kini diproyeksikan menjadi Presiden Komisaris BII, menggantikan Eka. Divisi agrobisnis, yang mengelola perkebunan teh, perikanan, dan industri pisang, akan diserahkan ke Franky Widjaja. Untuk divisi properti -- antara lain mengelola pertokoan Mangga Dua Eka menyiapkan Mukhtar Widjaja. Untuk posisi sentral di SMG, Eka menyiapkan putra sulungnya, Teguh Ganda Widjaja. Teguh, yang menjabat Presiden Direktur Indah Kiat, kini memasuki masa magang kedua. "Jika lulus, dialah (Teguh, Red.) yang akan menggantikan posisi Eka di Sinar Mas Group," kata sumber tadi. Beberapa keputusan penting memang mulai diserahkan kepada Teguh. Jika Eka berhalangan, Teguh juga yang memimpin rapat "Reboan" itu. Sedangkan posisi presiden Komisaris Indah Kiat akan dipegang Djafar Widjaja, yang saat ini menangani anak perusahaan SMG di bidang perdagangan kertas. Hanya saja, masih ada keraguan akan kemampuan Teguh mengendalikan grup yang asetnya bernilai hampir Rp 25 triliun itu. Kaliber Eka memang sudah sangat teruji, mulai dari dagang kopra di Manado 40 tahun silam, sampai membangun kerajaan SMG dengan omzet hampir Rp 7 triliun. "Tumbuhnya Sinar Mas Group tak lepas dari proteksi Pemerintah," kata pengamat Rizal Ramli, mengingatkan. Tapi diakuinya, tangan Eka "dingin", bisnis apa pun yang disentuhnya selalu berhasil. Minyak goreng Filma, begitu ditangani Eka, langsung omzetnya melejit. Begitu juga BII. Ketika diambil alih Sinar Mas Group tahun 1983, aset BII cuma Rp 13 miliar. Tapi kini asetnya sudah mencapai Rp 5,3 triliun, dengan perolehan laba Rp 82 miliar. Tak mudah, memang, mengelola dan mengendalikan bisnis sebesar itu. Namun, "Saya pikir tak ada masalah. Selama ini putra- putra Eka sudah menjalankannya," ujar Sofyan. Indra Widjaja, misalnya, sebelum menjadi bos di BII, harus menjadi mandor dulu di salah satu anak perusahaan di Manado. Tugas itu tetap harus dilakoninya, kendati Indra adalah lulusan Pittsburgh University, AS. Magang serupa juga berlaku untuk anak Eka yang lain -- kecuali Franky Widjaya. "Rata-rata mereka magang 10 tahun," tutur Eka. Bagaimana bisnis keluarga yang besar melakukan restrukturisasi manajemen -- sesuai dengan perkembangan dan kepentingan bisnisnya -- memang menarik untuk diamati. Selain tak mudah, juga belum tentu sukses. Kegagalan Bentoel, Summa, Mantrust, bisa dijadikan contoh, begitu pula sukses perubahan manajemen di Grup Bakrie & Brothers. Sementara itu, suksesi hanyalah satu sisi dari pola manajamen keluarga. Suksesi memang bisa sangat menentukan, dan mungkin karena itulah Eka melakukannya secara bertahap.Bambang Aji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum