Angka inflasi benar-benar sudah berada di lampu kuning. Pada Juli lalu, inflasi Indonesia mencapai 2,12 persen, sehingga inflasi pada tahun takwim (Januari-Juli) sudah 7,7 persen. Jika dihitung year on year (Agustus 2000-Juli 2001), inflasi telah menembus 13,04 persen. Penyebab tingginya inflasi pada Juli lalu tak lain adalah kenaikan harga bahan bakar minyak, yang mulai diberlakukan pada 16 Juni 2001, dan kenaikan tarif angkutan, menyusul kenaikan harga minyak. Inflasi bulan ini diperkirakan juga akan tinggi, mengingat kenaikan tarif listrik mulai diberlakukan awal Juli lalu, yang pembayaran rekeningnya baru akan dilakukan pada Agustus ini.
Tampaknya, sudah makin jelas bahwa inflasi Indonesia pada tahun ini akan mencapai dua digit, setelah dua tahun berturut-turut Indonesia berhasil memper-tahankan inflasi di bawah 10 persen. Bank Indonesia sebagai "penjaga" inflasi sudah mengindikasikan bahwa angka inflasi yang realistis saat ini adalah 9-11 persen. Angka ini lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya sebesar 6-8,5 persen. Indikasi ini tampak dari peredaran uang primer dalam kuartal II tahun ini, yang selalu di atas yang ditargetkan oleh BI. Selain itu, me-lihat kecenderungan rupiah yang masih gonjang-ganjing, kemungkinan inflasi akan melampaui target yang dipatok pemerintah dalam APBN sebesar 9,5 persen. Tentu saja, ini bukan sinyal yang bagus buat perekonomian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini