Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia melepas keberangkatan Kapal Ajkwa yang mengangkut konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI). Kapal itu berangkat dari Pelabuhan Amamapare, Mimika, Papua Tengah, ke fasilitas peleburan tembaga atau smelter di Gresik pada Senin, 15 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemberangkatan kapal tersebut merupakan bagian dari pengiriman konsentrat tembaga ke smelter pertama yang dibangun PTFI dan Konsorsium Jepang di Gresik pada 1996, yang saat ini dikelola oleh PT Smelting. Bahlil berharap akan ada multiplier effects dari PTFI. Mislanya, mempercepat pemerataan pembangunan dan mendorong masuknya investasi asing di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Papua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kapal Ajkwa yang baru saja saya lepas keberangkatannya tidak hanya membawa konsentrat tembaga, tapi juga membawa harapan agar multiplier effects yang tercipta dari peleburan tembaga ini terus memberi manfaat bagi masyarakat, " ucapnya dalam keterangan tertulis pada, Senin, 15 Agustus 2022.
Ia pun meyakini pelibatan tenaga kerja lokal di Pelabuhan Amamapare serta kelancaran produksi dan rantai pasok PTFI akan terus memberi manfaat bagi masyarakat yang berada di sekitar area operasi PTFI di Papua. Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan keberangkatan kapal Ajkwa sebagai sebuah kapal pengumpan membawa 8.600 ton konsentrat tembaga.
Konsentrat itu akan dipindahkan ke kapal Naziha yang berada di laut dalam sekitar 19 kilometer dari dermaga. Kapal Naziha menampung 26.500 ton konsentrat tembaga untuk dibawa ke PT Smelting. Pengiriman konsentrat ini merupakan yang ke-32 sejak Januari 2022.
“Fasilitas di seputar Pelabuhan Amamapare yang mencakup pabrik pengeringan dan penyimpanan konsentrat, dermaga pemuatan konsentrat, pembangkit listrik, dan dermaga kargo memegang peranan penting dalam manajemen rantai pasok konsentrat tembaga PTFI," ujar Tony.
Ia menjelaskan kawasan Pelabuhan Amamapare merupakan ujung dari pipa sepanjang 110 kilometer yang mengalirkan lumpur konsentrat tembaga dari instalasi pengolahan bijih tambang PTFI. Sesampainya di pelabuhan, lumpur konsentrat akan melalui sebuah proses pengeringan dan tersimpan di gudang untuk kemudian dikirim ke pabrik peleburan. Sampai saat ini, sudah ada 40 persen konsentrat tembaga yang dihasilkan PTFI dikirimkan ke pabrik peleburan PT Smelting di Gresik.
Adapun PTFI kini tengah menyelesaikan pembangunan smelter keduanya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE). Tony mengatakan penyelesaian konstruksi smelter sudah mencapai 36,2 persen untuk periode sampai akhir Juli 2022.
Menurutnya, pembangunan tersebut akan rampung pada akhir 2023, yang kemudian dilanjutkan dengan pre-commissioning dan commissioning. Smelter pun akan mulai beroperasi pada Mei 2024. Menurut Tony, ketika beroperasi, smelter itu memungkinkan PTFI memurnikan seluruh produksi konsentrat tembaganya di dalam negeri.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.