Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Majalengka - Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) alias Bandara Kertajati Majalengka, Jawa Barat, akhirnya melayani penerbangan ke berbagai rute domestik secara besar-besaran mulai hari ini, Senin, 1 Juli 2019. Total ada 12 penerbangan yang dipindahkan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung ke Kertajati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebijakan pemindahan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan ini pun menuai respons beragam dari masyarakat. Salah satunya Putri, 28 tahun, seorang penumpang yang sedang menempuh perjalanan dari Surabaya, Jawa Timur, menuju Medan, Sumatera Utara. “Saya kaget ketika pesan tiket, kok transitnya di Majalengka,” kata Putri, saat ditemui di lobi ruang tunggu Bandara Kertajati.
Putri menuturkan ini merupakan kali pertama dirinya transit di Bandara Kertajati. Sebelumnya, pesawat yang ia tumpangi selalu transit di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Ia tak mempersoalkan pemindahan lokasi transit ini. Hanya saja, ia mengaku kesulitan untuk mencari pusat jajanan atau kuliner. “Saya kan suka makan, kalau di Soekarno-Hatta, banyak tempat makan,” kata dia.
Saat dikonfirmasi, Direktur PT BIJB Muhamad Singgih mengatakan, gerai makanan sebenarnya sudah mulai membuka gerai mereka seiring dengan dimulainya operasional Bandara Kertajati untuk 12 rute penerbangan baru. Ia mengatakan keluhan memang bisa saja muncul karena banyak penumpang yang baru pertama kali datang ke Kertajati. “Kalau sudah lama pasti hafal,” kata dia.
Saat ini, pihak BIJB mengakui belum seluruh lokasi makanan terisi oleh gerai makanan. Kementerian Perhubungan sendiri telah memberi syarat bahwa 30 persen dari luas terminal yang sebesar 96.200 meter persegi untuk dijadikan area komersial, atau sekitar 28.860 meter persegi. 30 persen areal ini bisa diisi dengan gerai makanan atau pusat jajanan dan kuliner. Tapi sejauh ini, baru 20 persen saja dari 28.860 meter persegi ini yang terisi.
Adapun sejumlah gerai makanan yang sudah ada, antara lain Roti O dan oleh-oleh di lantai 3. Lalu warung soto, kopi nikmat, Amanda, dan JAS Premier Lounge di lantai 2. Serta, Indomaret, Alfamart, UKM, dan Sarung Ma’no di lantai 1. Singgih pun b jumlah berjanji, gerai makanan di Bandara Kertajati akan terus bertambah.
Sementara itu, penumpang lain yaitu Tari, 30 tahun, tidak mempersoalkan minimnya pusat jajanan atau kuliner yang ada di Bandara Kertajati. Ia menilai hal itu wajar karena bandara ini memang baru saja diresmikan dan beroperasi melayani penumpang secara masif seperti saat ini. “Lama-lama juga ramai,” ujar dia.
Tari justru senang dengan pemindahan penerbangan ke Bandara Kertajati ini lantaran rumahnya di Sumedang, Jawa Barat. Menurut dia, hanya waktu sekitar satu jam untuk mengakses bandara ini dari rumahnya. Sebelum ini, ia harus menempuh waktu lebih lama untuk menuju Bandara Husein Sastranegara, Bandung. “Sebenarnya Bandung lebih dekat dari Sumedang, cuma lama karena macetnya itu,” kata Tari.
FAJAR PEBRIANTO