Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau mengkhawatirkan kenaikan tarif pesawat akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di industri yang berkaitan dengan transportasi udara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia atau BI Provinsi Riau, Siti Astiyah, di Pekanbaru, Selasa, mengatakan tarif pesawat akan berdampak pada industri seperti logistik dan juga perdagangan berbasis elektronik (e-commerce).
"Kita perlu diskusi untuk tidak menghambat industri, terutama industri e-commerce yang sedang kita coba bantu kembangkan di Riau," katanya Selasa, 22 Januari 2019.
Siti mengatakan, BI sudah melihat tarif transportasi menjadi salah satu penyumbang inflasi tersebesar bagi inflasi Riau sejak Desember 2018. Pada tahun ini tarif transportasi udara juga dilihat sebagai faktor pendorong inflasi.
Ia berharap agar industri penerbangan bisa menurunkan tarif agar tidak terlalu mempengaruhi inflasi. "Kita harapkan ini (kenaikan tarif) sifatnya sementara," katanya.
Salah satu dampak nyata mahalnya tarif pesawat terlihat jelas dari sepinya penumpang di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru. Sebanyak 433 penerbangan di Bandara itu terpaksa dibatalkan sejak awal Januari 2019 karena jumlah penumpang menurun drastis terkena imbas mahalnya harga tiket pesawat.
Berdasarkan data PT Angkasa Pura II selaku otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II di Pekanbaru, Selasa, selama periode tanggal 1 sampai 21 Januari ada 212 penerbangan domestik menuju Pekanbaru yang batal, sedangkan penerbangan dari Pekanbaru yang batal ada 217 penerbangan.
Sementara itu, untuk penerbangan internasional baik yang dari maupun menuju Bandara Pekanbaru hanya empat penerbangan yang dibatalkan. "Penerbangan yang dibatalkan rata-rata 20 penerbangan per hari," kata Executive General Manager Bandara SSK II, Jaya Tahoma," Sirait kepada Antara.
Maskapai yang paling banyak dibatalkan penerbangannya adalah dari Lion Air Group, yang selama ini dikenal sebagai maskapai berbiaya rendah (low cost carrier). Maskapai yang mengusung slogan "We Make People Fly" ini masih mematok harga tiket rute Pekanbaru-Jakarta di kisaran angka Rp1 juta hingga Rp1,2 juta per orang.
Sejak awal Januari, untuk Maskapai Lion Air ada 138 penerbangan batal, Wings Air 69 penerbangan, Batik Air 38 penerbangan dan Malindo Air satu penerbangan yang batal.
Kemudian maskapai Garuda Indonesia ada 129 pembatalan penerbangan, dan Citilink 56 penerbangan yang batal. Selanjutnya ada maskapai luar negeri Scoot yang tercatat ada dua penerbangan dibatalkan.