Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bumi Menyemburkan Awan Panas

Bumi Plc London akan menyelidiki dugaan skandal keuangan di Bumi Resources dan Berau Coal. Sikut-sikutan kolega lama.

1 Oktober 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sinyal telepon seluler Samin Tan tak keruan, Ahad malam dua pekan lalu. Suara koleganya dari London terputus-putus. Kadang terdengar menggema. Di apartemennya yang menjulang ke langit di Jakarta Pusat, Chairman Bumi Plc ini sampai harus berteriak supaya sang lawan bicara mendengar. Tapi sia-sia. Sakit kepala yang menderanya malam itu pun terasa makin menyiksa.

Tak lama setelah pembicaraan terputus, telepon berdering lagi. Kali ini direktur Bumi Plc lain yang menghubunginya. "Cuma sekitar 30 detik kami bicara, tapi saya sudah menangkap maksudnya," kata Samin kepada Tempo, Kamis pekan lalu.

Suasana genting berlanjut keesokan harinya. Sekitar pukul 10.00 WIB atau 04.00 waktu London, Samin diundang bicara bersama sejumlah direktur Bumi Plc via layanan panggilan konferensi. Selama dua jam mereka berdiskusi. "Conference call juga diikuti penasihat hukum Bumi Plc," tuturnya.

Ujung pembicaraan itu muncul di situs perusahaan, bumiplc.com, pada pukul 07.00 waktu London, sebelum bursa London dibuka. Isinya, perusahaan batu bara yang tercatat di Bursa Efek London ini menemukan dugaan penyelewengan dana pengembangan di dua anak perusahaan di Indonesia, yakni PT Bumi Resources Tbk dan PT Berau Coal Energy Tbk. Pos dana pengembangan diketahui dihapuskan nilainya menjadi nol dalam akun Bumi Plc per 31 Desember 2011, kecuali investasi US$ 39 juta dalam neraca konsolidasi. "Penyimpangan kinerja keuangan dan operasi ini diselidiki oleh penyelidik independen," juru bicara Nick von Schirnding menuliskan.

Tak dijelaskan berapa nilai penyelewengan itu. Dugaan skandal ini mencuat lantaran kiriman dokumen dari pembocor yang dirahasiakan identitasnya.

Dalam rapat lewat udara itu, menurut Samin, para direktur meyakinkan dia tentang urgensi segera mengumumkan skandal. Sedangkan, ia berpendapat, secara umum yang dipersoalkan adalah permasalahan lama yang pernah muncul di media tahun lalu. Tapi, penasihat hukum berpendapat, aturan di Inggris mengharuskan woro-woro dilakukan paling lambat pukul 07.00, atau kena sanksi. "Koreksi saya tak diterima karena alasan batas waktu pengumuman," kata Samin.

1 1 1

Dugaan kasus penyelewengan di Bumi Resources dan Berau menyumbang kemerosotan saham Bumi, dengan kode BUMI.L, di bursa London. Lumrah saja, karena Bumi Resources menguasai tambang batu bara berkualitas super terbesar di dunia. Perusahaan ini juga menjadi andalan utama Grup Bakrie.

Pada Senin itu, harga turun lagi 24,66 persen setelah akhir pekan sebelumnya jatuh 21,7 persen. Walhasil, selama dua hari perdagangan, harga sahamnya merosot 46,33 persen. Kemerosotan tajam pada akhir pekan itu membuat United Kingdom Listing Authority alias Bapepam-nya Inggris mendesak BUMI.L memberi penjelasan. Desakan itu dijawab dengan pengumuman dugaan kasus penilapan uang di Bumi Resources dan Berau.

Rabu pekan lalu, harga saham BUMI.L kembali longsor 8 pence (4,76 persen) menjadi 160 pence hingga pukul 16.30 WIB. Tahun ini, saham BUMI.L longsor 86 persen sehingga menjadikan kinerja perusahaan terburuk pada indeks pertambangan FTSE 350. Saham dibebani turunnya harga batu bara di pasar global serta kekhawatiran tingginya utang perseroan.

Harga saham Bumi Resources (BUMI.JK) di Jakarta pun anjlok 160 poin atau 19,05 persen ke level Rp 680 per saham dibanding posisi sebelumnya. Dua hari kemudian, harga saham BUMI.JK kembali terkoreksi menjadi Rp 670 per saham. Bukan cuma itu, lembaga pemeringkat Standard & Poor’s menurunkan peringkat utang jangka panjang BUMI.JK dari BB- menjadi B+. Lalu Moody’s juga menurunkan prospeknya menjadi negatif, padahal sebelumnya stabil.

Otoritas Bursa Efek Indonesia pun meminta dua perusahaan yang bermasalah segera menjelaskan melalui paparan publik. "Maksimal public expose harus dilaksanakan pada 2 Oktober mendatang," kata Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Uriep Budhi Prasetyo, Kamis pekan lalu, di kantornya. "Jika penjelasan dinilai kurang, ada kemungkinan kami memeriksa kedua emiten tersebut."

Setidaknya ada empat hal yang mesti dijelaskan, yakni kinerja keuangan perusahaan, rencana audit investigasi oleh Bumi Plc, informasi utang dan jatuh tempo, serta berita mengenai penurunan peringkat. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menanti hasil pemeriksaan otoritas bursa dan Bumi Plc. "Kalau ditemukan transaksi material harus di-disclose," ucap Ngalim Sawega, Ketua Bapepam, setelah bertemu dengan perwakilan Bumi Resources.

Bumi Plc lahir pada 2011 hasil salin nama dari Vallar Plc, yang membeli saham Bumi Resources dan Berau senilai US$ 3 miliar pada November 2010. Vallar didirikan oleh Nathaniel Philip Victor James Rothschild alias Nat Rothschild. Bumi Plc menguasai 29,2 persen saham Bumi Resources dan 85 persen saham Berau.

Saham Bumi Plc antara lain juga dimiliki Samin dan keluarga Bakrie (47,6 persen) serta Nat (11 persen). Samin adalah pemilik PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk dan menguasai 23,8 persen saham Bumi Plc. Indra Bakrie, adik Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, menjabat co-chairman. Adapun Nat menjadi salah satu non-executive director.

Otoritas Jasa Keuangan London memvonis Bumi Plc tak mematuhi standar pengelolaan perusahaan yang baik. Agar masalah serupa tak terulang, seperti dilansir Reuters Kamis pekan lalu, Otoritas Jasa Keuangan London berencana mengumumkan proposal aturan baru pada pekan ini. Aturan ini bakal mencegah adanya perusahaan yang masih mempunyai aset tapi likuiditasnya kosong.

1 1 1

Grup Bakrie meradang menerima "pukulan" dari London. Dalam hitungan jam setelah terbit rilis dari Bumi Plc, Ari Saptari Hoedaya, yang juga Direktur Utama Bumi Resources, mundur dari posisi Non-Executive Director Bumi Plc. Informasi itu pun dimuat situs Bumi Plc.

Kubu Bakrie membantah pengunduran diri Ari merupakan bentuk protes. "Sebagai Presiden Direktur, Bapak Ari ingin fokus membangun Bumi Resources tanpa ada gangguan," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava sehari kemudian.

Soal tudingan ada patgulipat di Bumi Resources, Dileep mengaku tak tahu mengapa Bumi Plc melansir persoalan yang justru merusak diri sendiri. Ia melihat masalah itu murni persoalan internal para pemegang saham. "Nilai saham kami naik hari ini. Bukti para investor tak terpengaruh dengan rumor itu," ujarnya Kamis pekan lalu. Ia menuding, seperti biasa, gosip sengaja ditiupkan untuk memunculkan ketidakpastian di perusahaannya.

Krisis Bumi Plc berimbas pada hubungan Samin dengan Bakrie. Samin, yang dikenal dekat dengan Nirwan Bakrie, pemimpin usaha Bakrie, kena serangan balik.

Sebelum ontran-ontran Bumi Plc mencuat, terbetik kabar bahwa keluarga Bakrie meminta kembali saham yang pernah dititipkan kepada Samin lewat sebuah perusahaan sekuritas. Namun Samin menolak mengembalikan saham itu.

Pekan lalu, tercium rencana memojokkan Samin dengan mengungkap persoalan dalam penjualan 20 persen saham PT Asmin Koalindo Tuhup kepada Posco. Asmin adalah anak usaha Borneo. "Saham Asmin itu sedang sengketa di arbitrase Singapura. Cek saja," kata seseorang dari kelompok usaha Bakrie. Serangan ini datang hanya sehari setelah Bumi Plc menyemburkan "awan panas" dari Negeri Ratu Elisabeth.

Samin setel kendo mendengar kabar itu. Ia mengaku sudah biasa dikabarkan pecah kongsi dengan Bakrie. "Tak ada persoalan antara saya dan Grup Bakrie. Hubungan kami baik-baik saja," ujarnya. "Dulu saya digosipkan sebagai boneka Bakrie, sekarang dikabarkan retak. Besok apa lagi?"

Nirwan Bakrie tegas membantah ada keretakan hubungan dirinya dengan Samin Tan. "Saya berkawan lama dengan Samin Tan, dan kami solid, tak mungkin berpisah seperti yang Anda dengar," ujarnya dengan suara agak serak kepada Wahyu Muryadi dari Tempo.

Kubu Samin menilai Nat yang bermain di belakang semua ini. "Kelihatannya ada kaitannya dengan Nat," ujar Direktur Borneo Ken Allan, Senin pekan lalu. Ia mengaku belum jelas betul apa yang terjadi di Bumi.

Nat memang punya sejarah cekcok dengan Bakrie. Keturunan keluarga berpengaruh di Inggris itu pernah akrab dengan Bakrie sebelum mereka berseteru. Ia sering mempersoalkan Bumi Resources, misalnya ketika membayar utang ke China Investment Corporation sebesar US$ 600 juta. Nat menganggap pelunasan utang lebih awal itu tak transparan. Serangan Nat membuat Grup Bakrie menjual sebagian sahamnya di Bumi Plc senilai US$ 1 miliar kepada Borneo.

Itu sebabnya, Allan yakin rencana Bumi Plc menginvestigasi perusahaan batu bara Bakrie cuma kelanjutan dari serangan Nat sebelumnya. "Ini masalah good corporate governance yang dia gembar-gemborkan dulu," kata Allan. "Ada yang belum puas."

Jobpie Sugiharto, Sutji Decilya, Agoeng Wijaya, Istman Musaharun, Syailendra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus