Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Capital Control dan Kulit Pisang

1 Februari 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tahun Monyet, menurutfeng shui, datang bersama risiko. Kulit pisang yang berserakan dapat membuat orang terjungkal, begitu legendanya. Tahun Monyet resminya baru akan tibapada 8 Februari. Tapi kok di mana-mana sudah banyak investor bergelimpangan?

Di Shanghai, 26 persen nilai indeks Shanghai musnah selama Januari. Secara global, perkiraan penurunan itu mencapai 11 persen. Renminbi juga terus merosot terhadap dolar Amerika Serikat, sudah 5,9 persen sejak Agustus 2015 atau 1,5 persen pada tahun ini saja. Upaya bank sentral Cina mati-matian mempertahankan kurs dan menggunakan cadangan devisa untuk operasi pasar tak membawa hasil.

Cina memang kembali menjadi pusat gempa karena ekonominya tengah mengalami perdarahan hebat. Ada aliran dana keluar hingga US$ 700 miliar selama 2015. Untuk mengatasinya, sampai-sampai Gubernur Bank Sentral Jepang Haruhiko Kuroda secara terbuka di persidangan World Economic Forum di Davos, Swiss, meminta Cina memperketat capital controluntuk menyetop aliran dolar keluar.

Tak seorang pun, termasuk bos Dana Moneter Internasional (IMF),Christine Lagarde, langsung menampik saran itu. IMF, yang biasanya memegang kebebasan aliran modal sebagai prinsip utama, cuma bisa mengelak, "Penggunaan cadangan devisa secara besar-besaran (untuk mempertahankan nilai mata uang) memang tidak tepat," tutur Lagarde, yang duduk semeja dengan Kuroda dalam forum itu.

Selama ini ide memakaicapital controluntukstabilisasi ekonomi sebuah negara ibarat tabu, tak akan terlintas sebelum keadaan sungguh memaksa. Dan kini para pembuat keputusan sudah mendiskusikan opsicapital control, untuk negara sebesar Cina lagi. Pasar pun pantas bertanya. Apakah situasinya sudah seserius itu?

Bagi Azerbaijan dan Arab Saudi, situasinya sudah sangat serius. Azerbaijan bahkan sudah menggunakancapital control serta mengundang IMF dan Bank Dunia untuk mulai membicarakan pemberian pinjaman darurat sedikitnya US$ 4 miliar.

Arab Saudi sudah pula menerapkan kebijakan yang secara tak langsung merupakan sebuahcapital control: melarang bank-bank lokal terlibat dalam transaksi kontrakforwardterhadap riyal. Pemerintah Saudi terpaksa mengambil langkah itu demimemadamkanspekulasi yang marak bahwa peg antara riyal dan dolar tak mungkin bisa dipertahankan lagi.

Gonjang-ganjing di berbagai belahan dunia, sejauh ini, belum menyentuh pasar di Jakarta secara signifikan. Pasar dolar-rupiah kini menjadi sangat tipis karena permintaan dolar untuk membayar impor minyak ataupun bahan bakar minyak merosot sangat tajam setelah harga minyak anjlok sangat dalam. Ini adalah "rezeki" bagi Indonesia. Itu sebabnya harga dolar di Bank Indonesia masih berkisar di bawah Rp 14 ribu per dolar.

Tapi faktor-faktor lain masih patut mendapat perhatian saksama. Rabu pekan lalu, sidang Dewan Gubernur The Federal Reserve, sesuai dengan harapan pasar, tak mengotak-atik suku bunga patokannya, sebesar 0,25-0,5 persen. Tapi pasar masih menghitung, pada tahun ini bisa ada dua kali kenaikan bunga lagi, yang kalau benar terjadi bisa membuat pasar keuangan di Jakarta terpukul hebat.

Yang patut waspada adalah pemerintah. Penerimaannya bakal anjlok karena minyak murah. Pajak juga tidak akan mampu mendongkrak isi kantong negara karena ekonomi kita masih akan lesu selama Tiongkok lemas dan harga komoditas belum menggeliat.

Harapan sementara ini cuma ada pada ilmufeng shui. Sejarah menunjukkan, indeks Hang Seng sedikit membaik di ujung empat Tahun Monyet terakhir: 1968, 1980, 1992, dan 2004. Cuma, berjagalah, jangan sampai Andaterpeleset kulit pisang sebelum menikmati perbaikan.

Yopie Hidayat Kontributor Tempo


KURS
Rp per US$ Pekan sebelumnya 13.899
13.889 Penutupan 28 Januari 2016

IHSG
Pekan sebelumnya 4.414
4.602 Penutupan 28 Januari 2016

INFLASI
Bulan sebelumnya 4,89%
3,35% Desember 2015 YoY

BI RATE
Bulan sebelumnya 7,5%
7,25%

CADANGAN DEVISA
30 November 2015 US$ 100,24 miliar
US$ miliar 105,93 31 Desember 2015

Pertumbuhan PDB
2015 4,73%
5,3% Target 2015

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus