Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Cerita Susi Pudjiastuti soal Bisnis dan Refleksi Diri di Tengah Pandemi

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bercerita panjang lebar soal dampak pandemi Covid-19 terhadap Susi Air.

25 Desember 2020 | 08.03 WIB

Susi Pudjiastuti. ANTARA
material-symbols:fullscreenPerbesar
Susi Pudjiastuti. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bercerita panjang lebar soal dampak pandemi Covid-19 terhadap maskapai penerbangan yang didirikannya, PT ASI Pudjiastuti Aviation alias Susi Air. Ia menyebut, sudah 4 bulan pesawat yang dimiliki oleh maskapainya tidak terbang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"It's really bad, very dark," kata Susi dalam acara Mata Najwa yang diunggah di akun resmi YouTube Najwa Shihab pada Rabu, 23 Desember 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Tak hanya itu, Susi juga bercerita bahwa banyak terjadi di Susi Air ketika ia memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan selama lima tahun lamanya. Dari tahun 2014 hingga 2019.

Salah satunya yaitu ada beberapa hal yang dialami oleh perusahaan yang tidak sesuai dengan harapan. Walhasil, kata dia, banyak hal punya yang harus dibereskan. "Jadi kami seperti set back 10 tahun yang lalu," ujar Susi Pudjiastuti.

Adapun Susi Air sudah berdiri selama 16 tahun sejak didirikan pada 2004. Total, saat ini Susi Air memiliki 20 daerah operasional utama, lebih dari 140 pilot, 75 teknisi pesawat, dan 650 staf pendukung.

Kondisi buruk ini bukan kali ini saja disampaikan Susi. Enam bulan lalu, Susi juga menyatakan maskapai miliknya telah mandek beroperasi selama dua bulan. Selama berhenti terbang, Susi praktis tidak memperoleh pemasukan sama sekali dari Susi Air.



"Saat ini adalah situasi ekonomi tersulit dalam hidup saya sebagai pengusaha,” kata Susi saat memberi keterangan pers secara daring di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 12 Juni 2020.

Saat it ia menerangkan sejumlah strategi yang diambil pengusaha tidak akan membuat situasi membaik di tengah pandemi Covid-19. Dia mengaku tetap bertahan dengan menutup banyak cabang dan merumahkan banyak karyawan.

"Jika tidak kembali ya kami harus dalam UU kepailitan harus menyatakan pailit atau tutup,” kata Susi Pudjiastuti. Hanya saja, dia menerangkan, opsi menjual aset di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini tidak mudah.

Meski bisnis sedang susah, Susi bersyukur karena pandemi ini memberikan waktu baginya untuk menikmati waktu bersama keluarga dan melakukan refleksi diri. Seperti memasak untuk anak-anak, membuat kebun, hingga membereskan gudang di rumah.

"Something that I never do for, mungkin 35 tahun tidak pernah dikerjain," ujar perempuan yang lahir di Pangandaran, Jawa Barat ini.

Bagi Susi Pudjiastuti, semua hal ini membuat dia semakin percaya bahwa manusia boleh berencana. Tapi pada akhirnya, Tuhan yang menentukan. "Kita hanya bisa menyesuaikan dengan itu, kita bekerja, kita berencana, to the best we can," kata dia.

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus