Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Dari Sungai Lagoa ke Kalimas

Jalur ganda di lintas utara Jawa dioperasikan April. Sebanyak 37 stasiun dibenahi untuk angkutan barang.

7 April 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DERETAN gerbong yang mengangkut peti kemas itu datang dari arah permukiman padat penduduk. Sebuah gerbang kecil dengan pintu berterali besi menjadi pintu masuk Stasiun Sungai Lagoa, yang berada di seberang Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. "Kereta ini dari Surabaya," kata Sutisna, salah seorang petugas yang mengatur kedatangan kereta yang membawa 20 kontainer ukuran 40 kaki itu, Kamis pekan lalu.

Kondisi stasiun untuk bongkar-muat kontainer ini memang memprihatinkan. Selain melewati permukiman padat penduduk dan satu-dua kandang burung, jalur relnya terendam air. Keadaan container yard atau lapangan tempat inap peti kemas juga tak kalah mengenaskan, penuh debu tebal dan tanah yang bergelombang.

Stasiun Sungai Lagoa sangat berbeda bila dibandingkan dengan stasiun untuk penumpang Tanjung Priok, yang letaknya hanya beberapa meter dari Sungai Lagoa. Stasiun itu resik dan rapi. "Tahun ini kami memulai menertibkan permukiman penduduk yang menempati lahan milik KAI," kata Direktur Komersial PT Kereta Api Indonesia Slamet Suseno Priyanto.

Pengosongan lahan nantinya akan bisa menambah luas lapangan untuk terminal kontainer Stasiun Sungai Lagoa, yang saat ini hanya 3 hektare, menjadi 18 hektare. Suseno mengatakan ada tiga rukun warga di Kelurahan Tanjung Priok yang berada di sisi selatan stasiun yang harus dikosongkan. "Kami berharap proses pembebasan lahan bisa tuntas tahun ini," ujarnya.

Perluasan lapangan terminal peti kemas ini, kata Suseno, dilakukan seiring dengan mulai beroperasinya jalur ganda lintas utara Jawa pada akhir April nanti. Lapangan peti kemas di Sungai Lagoa nantinya bisa menampung 18 ribu kontainer. Karena jalur ganda tanpa persilangan, frekuensi kereta api akan meningkat. "Kapasitas terminal bongkar-muat juga harus ditambah," ucapnya.

Selama ini Sungai Lagoa terkoneksi dengan stasiun peti kemas Kalimas di Surabaya. Kepala Stasiun Basuki Rahmat mengatakan kontainer yang dikirim dari Sungai Lagoa berasal dari berbagai tempat di sekitar Jakarta, dari Cikarang, Jababeka, Karawang, sampai Lampung.

Perusahaan sepur milik negara ini juga membenahi Kalimas. Permukiman penduduk yang selama ini menempati lahan milik KAI diminta dipindahkan. Menurut Manajer Humas Daerah PT KAI Daerah Operasional VIII Surabaya Sri Winarto, bongkar-muat barang di stasiun Kalimas selama ini menemui sejumlah kendala, seperti akses menuju stasiun yang terbatas.

Pengembangan Kalimas diharapkan bisa mendongkrak kapasitas bongkar-muat hingga tembus 30 persen. Sepanjang 2013, volume peti kemas di Stasiun Kalimas tercatat 23.724 teus untuk keberangkatan. Sedangkan untuk kedatangan mencapai 26.232 teus. Satu teus setara dengan satu kontainer ukuran 20 kaki.

Di samping perluasan lahan, optimalisasi jalur kereta dilakukan dengan mengoperasikan kembali tiga jalur kereta api yang selama ini mati dari sepuluh jalur kereta yang ada di Kalimas. Dari Kalimas, ada tiga stasiun yang dituju di Jakarta, yakni Stasiun Sungai Lagoa; Stasiun Pasoso, yang terletak di dalam Pelabuhan Tanjung Priok untuk ekspor-impor; dan Stasiun Nambo di Bogor untuk bongkar-muat semen.

Untuk melengkapi konektivitas Jakarta-Surabaya tersebut, Kementerian Perhubungan juga tengah membangun kembali jalur baru dari Stasiun Tawang ke Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Pada 2006, jalur tersebut berhenti beroperasi akibat terjangan banjir yang kerap melanda pesisir Semarang. "Jika jalur ini selesai, dari timur, tengah, dan barat terkoneksi semua," ujar Suseno.

n n n

RAMPUNGNYA pembangunan jalur ganda lintas utara Jawa akhir Maret lalu diharapkan membawa manfaat berlipat ganda, dari peningkatan frekuensi lintas kereta api, bertambahnya kapasitas angkut baik kereta api penumpang maupun barang, sampai menekan jumlah persilangan antarkereta api. "Tingkat ketepatan waktu kereta juga lebih terjamin," tutur Suseno.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko mengatakan pergerakan transportasi di Pulau Jawa sangat didominasi transportasi jalan, yakni sampai 80 persen. Karena itu, kata dia, dengan adanya jalur ganda kereta api ini diharapkan terjadi perpindahan pilihan moda transportasi ke kereta api. Maka beban jalan raya, terutama di pantai utara Jawa, bisa berkurang. "Akan ada penambahan volume dan frekuensi hingga 26 kereta api barang per hari," ucapnya.

Salah satu pelaku usaha jasa logistik, Kyatmaja Lookman, yang melayani pengiriman barang dan kontainer dari Jakarta ke Surabaya dengan truk, mengatakan perusahaannya dulu bisa melayani hingga sepuluh trip, tapi sekarang tinggal tujuh trip dalam sebulan. "Pada saat yang sama, ongkos angkut naik gara-gara kenaikan harga bahan bakar minyak," katanya.

Penurunan kapasitas angkut ini mulai terasa sejak 2010. Dulu setiap pengiriman 1 kontainer ukuran 20 kaki memerlukan ongkos Rp 4-5 juta, sekarang jadi Rp 6 juta. Apalagi saat ini jalan pantai utara Jawa rusak parah dan lalu lintasnya kerap macet. "Sekarang butuh waktu dua hari untuk sampai Surabaya," ujarnya.

Menurut Kyatmaja, untuk mendorong perpindahan moda transportasi ke kereta api tidak cukup dengan jalur ganda. Ongkos antarstasiun dari Jakarta ke Surabaya memang hanya Rp 3 juta untuk kontainer 20 kaki. Namun, dari stasiun, kontainer masih harus dikirim lagi ke tempat tujuan. "Itu makan ongkos lagi," katanya.

Ia berharap KAI bisa membuka stasiun barang lebih banyak lagi untuk fasilitas bongkar-muat. "Mungkin ke Surabaya lebih cepat, tapi bagaimana kalau kami harus mengirim ke Pasuruan, yang belum ada stasiun bongkar-muatnya?" ucapnya.

Kereta Api Indonesia dengan cepat merespons permintaan itu. Tahun ini KAI mulai membangun stasiun-stasiun barang di berbagai titik di Jawa, dari Banyuwangi di ujung Jawa Timur, Malang dan Blitar di sisi selatan, bersambung ke Prambanan di Yogyakarta, lalu Stasiun Karang Talun di Cilacap, hingga berujung di Stasiun Merak, Banten. "Ini upaya kami untuk memperbesar pendapatan dari sektor angkutan barang," kata Suseno.

Pada 2013, PT KAI mencatatkan pendapatan Rp 8,7 triliun. Sektor angkutan barang mulai menyalip angkutan penumpang, sebagai penyumbang terbesar pendapatan perusahaan. "Dua pertiga pendapatan dari angkutan barang," ujarnya. Tahun ini KAI memesan 1.200 gerbong datar untuk kereta barang. Targetnya pada 2016 sudah tersedia 2.400 gerbong barang.

Sepanjang 2014-2015, PT KAI menargetkan total angkutan barang akan mencapai 25 juta ton, angkutan 6.000 kontainer 20 kaki per minggu, dan barang hantaran bisa tumbuh 30 persen. Diharapkan pendapatan dari angkutan barang bisa mencapai Rp 6 triliun.

Saat ini angkutan barang masih didominasi pengiriman batu bara di Sumatera, yang mencapai 600 ribu ton per hari. Untuk tahun ini, pengiriman batu bara ditargetkan mencapai 23 juta ton. Selain mengangkut batu bara, kereta barang membawa minyak kelapa sawit (CPO), kayu gelondongan untuk pulp, dan semen. Di Jawa, KAI mengangkut semen 7.000 ton per hari.

Iqbal Muhtarom, Agita Sukma Listyanti (Surabaya)


Manfaat di Jalur Ganda

SELAIN mampu meningkatkan frekuensi lintas kereta api, operasionalisasi jalur ganda diharapkan bisa menghemat energi dan waktu.

  • Jalur ganda lintas utara Jawa: 727 kilometer menghubungkan Jakarta-Surabaya
  • Waktu tempuh Jakarta-Surabaya: 8-10 jam
  • Peningkatan kapasitas lintas kereta api dari 64 kereta api per hari menjadi 200 kereta api per hari
  • Peningkatan frekuensi KA barang Jakarta-Surabaya dari 16 trip per hari dengan kapasitas 160 teus per hari menjadi 48 trip per hari dengan kapasitas 500 teus per hari
  • Terdapat beban sebesar 340 teus yang bisa dialihkan dari jalan raya ke kereta api
  • Penghematan bahan bakar minyak: 115 kiloliter per hari
  • Pengurangan emisi CO2 sebesar 350 ton per hari
  • Potensi perpindahan beban jalan sebesar 340 truk per hari

    Pengembangan Stasiun Bongkar-Muat

  • Jawa Timur19 stasiun
  • Jawa Tengah-Yogyakarta11 stasiun
  • Jawa Barat-Banten7 stasiun

    Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretapian Kementerian Perhubungan, PT Kereta Api Indonesia

  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus