Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Di Spanyol, Menpar Perkenalkan Teknologi Digital Hitung Wisatawan

Menpar memperkenalkan penerapan teknologi digital dalam pengembangan pariwisata Indonesia pada pameran pariwisata di Spanyol.

25 Januari 2019 | 09.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah turis mancanegara berswafoto saat berkunjung ke Taman Nasional Bromo Tengger, Desa Wonokitri, Kabupaten Pasuruan. Jawa Timur, Kamis 8 November 2018. Kementerian Pariwisata menargetkan pada 2019 kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia naik sebesar 500 persen menjadi 5 juta. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata atau Menpar memperkenalkan penerapan teknologi digital dalam pengembangan pariwisata pada pameran pariwisata, Feria Internacional de Turismo (FITUR) Madrid 2019, Spanyol, yang berlangsung 23 - 27 Januari 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BACA: TN Komodo Ditutup, Siti Nurbaya: Jangan Berdampak ke Ekonomi

"Indonesia memperkenalkan teknologi "Mobile Positioning Data" atau MPD sebagai cara terbaru menghitung jumlah wisatawan mancanegara dengan teknologi digital," kata Menpar Arief Yahya, Kamis, 24 Januari 2019 kepada koresponden ANTARA di London.

"Teknologi ini jauh lebih akurat, lebih mudah, lebih murah, dan tidak ada campur tangan manusia," kata Menpar di ajang pameran terbesar ketiga di dunia setelah ITB Berlin dan WTM London.

Indonesia sudah melakukan uji coba teknis sejak 2016 dan dibantu Badan PBB untuk pariwisata (United Nation World Tourism Organization -UNWTO) yang memiliki 158 anggota di dunia.

Kementerian sudah memperkenalkan MPD di ASEAN Tourism Forum 2019 di Ha Long Bay City, Vietnam, 16-8 Januari 2019. "Banyak negara yang ingin menerapkan MPD," kata Arief Yahya.

Menpar di FITUR Madrid 2019 juga membawa komitmen Indonesia dalam pengembangan konsep Sustainable Tourism Development (STD), Sustainable Tourism Observatory (STO), dan Sustainable Tourism Certification (STC).

Menurut tenaga ahli Menteri Bidang Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan, Valerina Daniel, kementerian selama tiga tahun terakhir getol membangun konsep pengembangan Pariwisata berkelanjutan itu. Bahkan, kementerian membentuk Tim Percepatan Pariwisata Berkelanjutan.

"Indonesia merupakan negara kedua se Asia Pasifik, setelah Cina, yang membangun STO," kata Valerina.

Lima STO itu berada di Pangandaran (bersama ITB Bandung), Sleman Jogjakarta (dengan UGM), Sasaot Lombok (dengan Universitas Mataram), Samosir (dengan Universitas Sumatera Utara), dan Sanur Bali (dengan Universitas Udayana).

Saat ini juga tengah dikembangkan tujuh titik, di antaranya Tanjung Lesung Banten (dengan Universitas Indonesia), Tanjung Kelayang Belitung (dengan IPB Bogor), Kepulauan Seribu Jakarta (dengan Universitas Pancasila), Bromo Tengger Semeru (dengan Unair Surabaya), Labuan Bajo Komodo (dengan Universitas Flores), Wakatobi Sultra (dengan Universitas Hasanuddin Makassar) dan Morotai Maluku Utara (dengan Universitas Khairun).

Kementerian akan membentuk Dewan Turis Berkelanjutan Indonesia (Indonesia Sustainable Tourism Council/ISTC) untuk menyusun pedoman dan program sertifikasi.

Selanjutnya, kementerian pariwisata juga memperkenalkan pengembangan homestay dan desa wisata. Kemenpar bersama Kemendes menargetkan 2.000 desa wisata. Selain menjual paket wisata, menteri bersama pelaku industri pariwisata juga menggelar pembicaraan dan pertemuan bisnis di Pavilion Wonderful Indonesia dengan para mitra dari seluruh dunia.

Menurut Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media, Don Kardono, di sela pertunjukan budaya di pavaliun Wonderful Indonesia, misi itu untuk mengangkat pamor Indonesia dalam peta pengembangan pariwisata dunia. Apalagi, katanya, Presiden Jokowi berharap pariwisata Indonesia terus melambung dan mendunia karena sektor ini memiliki dampak ekonomi yang luas. 


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus