Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Diguncang Modus Lama

Bank Mandiri memblokir ribuan rekening nasabah. Pembobolan bisa dicegah dengan teknik primitif.

19 Mei 2014 | 00.00 WIB

Diguncang Modus Lama
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

BUDI Gunadi Sadikin mendadak sibuk, Selasa pagi pekan lalu. Lewat akun Twitter, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk ini menjelaskan panjang-lebar soal langkah pemblokiran rekening nasabah. Tak lupa, dia juga meminta maaf atas langkah sepihak Mandiri itu. "Demi keamanan dana nasabah, kita proaktif memblokir rekening," kata Budi dalam salah satu kicauan.

Sejak Senin pekan lalu, kantor cabang Mandiri dipenuhi antrean panjang nasabah yang ingin mengecek dana di rekening mereka. Tersiar kabar, ribuan kartu nasabah teridentifikasi telah direkam (skimming) oleh orang yang tidak dikenal. Hari itu Bank Mandiri mengirimkan pesan pendek ke ribuan nasabah agar melakukan pergantian kartu anjungan tunai mandiri (ATM).

Budi mengaku pertama kali mendapat kabar adanya kasus skimming itu pada ­Jumat dua pekan lalu. Informasi itu datang dari seorang bankir bank swasta besar yang mengaku kartu nasabahnya direkam dan penarikan dananya dilakukan dari Kanada. "Saya diingatkan untuk mengecek nasabah Mandiri," katanya kepada Tempo.

Pemeriksaan langsung dilakukan keesokan harinya. Menurut Budi, ditemukan 1.214 kartu nasabah Mandiri yang disalin datanya. Sehari kemudian diidentifikasi enam ATM yang dipasangi alat skimmer oleh para pembobol, yang hingga kini belum terlacak. Dari data transaksi, diketahui 10 ribu nasabah pernah melakukan transaksi di ATM-ATM tersebut.

Modus merekam kartu ATM untuk mencuri duit nasabah sudah berulang kali terjadi. Sumber Tempo di perbankan mengatakan modus ini sama dengan kasus-kasus sebelumnya. Pelaku memasang alat skimmer di mulut ATM untuk menyalin data dari kartu yang masuk. ATM yang menjadi target berlokasi di wilayah Jakarta.

Berbekal data curian itulah, kata Budi, komplotan pelaku membuat kartu tiruan. Kartu palsu itu lantas digunakan untuk bertransaksi, baik di dalam maupun di luar negeri, seperti di Malaysia, Singapura, dan Kanada.

Budi mengungkapkan kerugian yang ditanggung Mandiri hanya berkisar ratusan juta rupiah. Namun sumber Tempo mengatakan kerugian yang ditanggung bank terbesar di Indonesia ini mencapai Rp 2 ­miliar.

Mandiri tidak sendirian diguncang pembobolan. Pada waktu bersamaan, PT Bank Central Asia Tbk juga mengalami kasus perekaman data.

Menurut Direktur Utama Bank BCA Jahja Setiaatmadja, terdapat 2.000 nasabah yang kartu ATM-nya terkena skimming. Dia menduga penyalinan dana dilakukan saat mereka menggunakan ATM bank lain. "Temuan kami, enam nasabah yang terkena dengan kerugian Rp 52 juta," katanya. "Kami sudah mengganti kerugian itu."

Jahja memperkirakan proses skimming berlangsung beberapa bulan lalu di sejumlah rumah sakit di Jakarta. Kejadian dua pekan lalu didahului upaya pembobolan pada Maret.

Ketua Badan Pengawas Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia Sigit Pramono mengatakan pembobolan bank ini adalah dampak dari perlombaan bank memberi kemudahan kepada nasabah. Kemudahan itu tidak berbanding lurus dengan keamanan. "Semakin banyak kemudahan, keamanan semakin berkurang," katanya. "Yang ideal, kedua-duanya mesti seimbang."

Jahja menyodorkan kiat kepada nasabah agar terhindar dari pembobolan lewat ­kartu ATM. Cara sederhana adalah dengan menutup jari-jari saat memasukkan PIN agar tidak terekam kamera tersembunyi milik penjahat. "Primitif tapi efektif," katanya.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Bidang Sistem Pembayaran Ronald Waas mengatakan bank sentral sudah mengeluarkan sejumlah aturan untuk peningkatan keamanan transaksi melalui ATM. Salah satunya kewajiban bank beralih dari kartu berbasis teknologi magnetic stripe menjadi chip card pada akhir 2015 dan penggunaan PIN yang lebih panjang, yakni enam digit.

Martha Thertina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus