Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPo.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan enggan berkomentar mengenai aksi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang kembali menenggelamkan kapal penangkap ikan ilegal di sejumlah perairan.
Baca: Luhut Minta Penenggelaman Kapal Tidak Dipertentangkan
Ia juga enggan menanggapi klaim Susi mengenai dampak penenggelaman kapal terhadap peningkatan jumlah produksi perikanan tangkap. "Tanya Bu Susi lah, kalian bentur-benturkan melulu," ujar Luhut sembari berlalu di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Senin, 13 Mei 2019.
Sebelumnya, Susi Pudjiastuti menyatakan bahwa program penenggelaman kapal pencuri ikan sangat memberi manfaatkan besar bagi bisnis perikanan nasional. Pasalnya, penenggelaman kapal tersebut secara tak langsung akan mendongkrak produktivitas tangkapan dan stok ikan nasional.
Pernyataan disampaikan Susi Pudjiastuti kemarin di Natuna di sela penenggelaman 15 kapal pencuri secara serempak dari 3 lokasi yang berbeda, yaitu Natuna, Belawan, dan Pontianak. "Stok ikan naik dari 7 juta ton menjadi 12,5 juta ton atau naik hampir 6 juta ton," ujarnya, Sabtu, 11 Mei 2019.
Menurut Susi, kenaikan volume stok 6 juta ton tersebut memiliki nilai ekonomi US$ 6 miliar. "Taruhlah untuk jenis ikan tongkol. Dengan kurs 1 dolar AS Rp 14.000, sudah terjadi kenaikan US$ 6 miliar," katanya.
Sementara itu, biaya operasional penangkapan dan penenggelaman ikan per tahun jauh lebih kecil dibandingkan dengan lonjakan nilai ekonomis US$ 6 miliar tersebut.
Saat ini, ujar Susi, pemerintah membentuk Satgas Penenggelaman Kapal dan kegiatan operasi di lapangan melibatkan Kementerian Kelautan dan Perikanan, TNI AL, dan Polairud (Korps Kepolisian Perairan dan Udara).
Dari hitungannya, anggaran Satgas tahun ini tak mencapai Rp 80 miliar. "Taruhlah operasional lapangan dan gaji petugas dihitung total US$ 10 Juta, namun keuntungan yang didapat jauh lebih besar," kata Susi Pudjiastuti.
Dengan kata lain, menurut Menteri Susi, perang melawan illegal fishing adalah bisnis paling menguntungkan karena mengembalikan kekayaan kepada pihak yang berhak dengan nilai sangat besar.
Sebelumnya, Luhut kerap mengkritik kebijakan penenggelaman kapal oleh Susi Pudjiastuti. Menurut Luhut, harus ada batasan dalam kebijakan ini.
"Ya memang apa yang dibuat ibu Susi itu bagus, kami tenggelamkan karena harus ada shock terapy itu, tapi jangan sepanjang masa shock therapy, capek juga orang nanti akhirnya bosan," kata Luhut Pandjaitan saat acara Musrenbang 2018 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Mei 2019.
FAJAR PEBRIANTO | BISNIS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini