Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Edhy Prabowo Ungkap Masalah Petani Garam Soal Ongkos Kirim

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan petani garam saat ini tengah terseok karena menanggung ongkos kirim barang yang tinggi.

4 Desember 2019 | 13.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo tiba di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat. Ia secara mendadak dipanggil oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada Selasa sore, 29 Oktober 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan petani-petani garam di Indonesia saat ini tengah terseok karena menanggung ongkos kirim barang yang tinggi. Besaran tarif pengiriman garam itu bahkan lima kali lipat lebih besar ketimbang harga penjualannya.

"Penambak garam ini ongkos angkutnya lima kali lipat dari upah yang mereka terima. Ongkos angkut Rp 1.200 per kilogram, sedangkan garamnya Rp 200 per kilogram," ujar Edhy dalam rapat kerja nasional KKP di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Desember 2019.

Sedangkan dalam hitungan karung, petani bisa menanggung biaya angkut sampai Rp 12 ribu dengan asumsi muatan 10 kilogram. Dengan keadaan ini, Edhy memandang perlu ada solusi dari pemerintah daerah dan lintas kementerian.

Menurut dia, pemerintah mesti segera membangun infrastruktur yang menghubungkan wilayah tambak garam dan jalan utama untuk memudahkan akses petani. Seumpama infrastruktur telah memadahi, ia yakin petani akan menikmati hasil panen garam yang lebih optimal.

Guna mewujudkan ketersediaan akses ini, Edhy akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat alias PUPR. Ia juga bakal meminta masukan dari daerah ihwal titik-titik tambak yang mendesak dibuatkan akses.

"Akses itu tidak harus jalan besar, tidak harus aspal yang tebalnya bermili-mili. Tapi setidaknya aspal itu bisa dilalui kendaraan pick up," ujarnya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang turut hadir dalam rapat itu mengatakan dukungan dari kementeriannya saat ini baru sebatas merevitalisasi tambak dan pembangunan permukiman nelayan.

"Tambak garam di Indramayu, misalnya, sudah direvitalisasi 8.000 ribu hektare," ujarnya. Kementeriannya juga telah menyediakan saluran dan bangunan pengaliran air atau irigasi di sepanjang Indramayu.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus