Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ekspor Lada Hitam Indonesia Kuartal I 2022 USD 17 Juta, Naik 44,5 Persen

Ekspor lada hitam Indonesia periode Januari-Maret 2022 atau kuartal I tahun ini mencapai US$ 17 juta, atau meningkat 44,05 persen.

13 Juli 2022 | 10.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi bumbu lada hitam. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ekspor lada hitam Indonesia periode Januari-Maret 2022 atau kuartal I tahun ini mencapai US$ 17 juta, atau meningkat 44,05 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya atau year-on-year (yoy).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peningkatan nilai ekspor lada hitam Indonesia, baik yang ditumbuk maupun tidak ditumbuk, juga sejalan dengan volume ekspor pada periode tersebut yang mencapai 4,85 ribu ton atau meningkat 10,16 persen yoy. Hal ini melanjutkan tren pada tahun sebelumnya (Januari-Maret 2021) dengan nilai ekspor mencapai US$ 11,80 juta atau naik 48,8 persen yoy dan juga volume ekspor mencapai 4,40 ribu ton atau tumbuh 29,34 persen yoy.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk komoditas lada hitam tidak ditumbuk pada kuartal I 2022 meningkat sebesar 40,47 persen yoy mencapai US$ 15,64 juta jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 atau US$ 11,12 juta).

“Permintaan yang meningkat untuk produk rempah termasuk lada hitam disebabkan oleh mulai pulihnya ekonomi dunia seiring meredanya pandemi Covid-19. Selain itu, daya saing lada hitam Indonesia yang terbilang baik di pasar global menjadi competitive advantage bagi Indonesia dalam melakukan ekspor serta didukung pula oleh utilisasi produk lada hitam pada industri makanan dan minuman,” kata Kepala Divisi Indonesia Eximbank (IEB) Institute Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Rini Satriani, dalam keterangan resminya, 12 Juli 2022.

Sementara itu, ekspor komoditas lada hitam ditumbuk juga mengalami peningkatan secara yoy di kuartal I 2022 sebesar 103,78 persen yoy atau mencapai US$ 1,36 juta (dari US$ 0,67 juta pada Januari-Maret 2021), melanjutkan kenaikan pada kuartal I 2021 yang tumbuh 38,74 persen yoy.

Sebagai komoditi ekspor, lada hitam berperan menghasilkan devisa negara, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menyediakan kesempatan kerja bagi para petaninya. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI terlibat dalam peningkatan ekspor lada hitam melalui serangkaian program jasa konsultasi, di antaranya dengan diresmikannya Program Desa Devisa Lada Hitam pada 23 Juni lalu.

Berdasarkan data sebaran eksportir lada hitam Indonesia pada 2020, Provinsi Lampung merupakan kontributor ekspor lada hitam terbesar di Indonesia dengan estimasi 58,33 persen dari total nilai ekspor lada hitam Indonesia. Oleh karena itu, LPEI melihat potensi Provinsi Lampung merupakan wilayah yang potensial bagi peningkatan kapasitas eksportir melalui program Desa Devisa Klaster Lada Hitam yang saat ini tengah dilaksanakan bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI.

Baca: Manfaat Lada Hitam yang Perlu Anda Tahu

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Eka Yudha Saputra

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus