Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan Indonesia memiliki jaringan Islamic finance atau ekonomi Islam terbesar di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia memiliki populasi umat Islam sebanyak 87,2 persen dari total populasi 229 juta. Ini menjadikan potensi Islamic finance begitu besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bagaimana ekonomi harus menjadi landasan kita, jaringan sudah terbentuk. Berapa jumlah Islamic finance? 4.500 BMT (Baitul Mal Wat Tamwil). Saya rasa terbesar di dunia," tutur Erick, sapaan dia, dalam acara Silaturahmi Akbar Keluarga Besar Mathla'ul Anwar di Senayan, Jakarta, Minggu, 29 Januari 2023.
Untuk diketahui, BMT juga dikenal sebagai koperasi syariah. Selain jumlah BMT, Islamic finance di Indonesia juga ditunjang oleh 164 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), 14 Bank Umum Syariah (Bus), 20 Unit Usaha Syariah (Uus), 9 Financial Technology (Fintech), dan 29 asuransi. Tak hanya itu, ada 267.745 masjid dan 324.679 mushola.
Ada pula lembaga pendidikan Islam, yaitu 47.221 sekolah, 6.230 perguruan tinggi Islam, dan 58 perguruan tinggi agama Islam negeri. Selain itu, ada 27.722 pondok pesantren dengan 18 juta santri. Dari sisi haji dan umrah, ada 906 travel, 1.559 Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), 1 juta jemaah umrah per tahun, dan 220 ribu jemaah haji per tahun.
Selanjutnya: Indonesia memiliki potensi zakat sebesar Rp 327,6 triliun ...
Dari sisi zakat dan wakaf, Indonesia memiliki potensi zakat sebesar Rp 327,6 triliun, realisasi zakat Rp 71,4 triliun, potensi wakaf uang Rp 180 triliun, dan realisasi wakaf uang Rp 820 miliar.
Sementara itu, ada 500 rumah sakit Islam. Jumlah ini mencakup 17,2 persen dari 2.900 rumah sakit di seluruh Indonesia. Sedangkan ada 7.536 produk halal dan 19.071 sedang dalam proses.
"Ini jaringan yang luar biasa yang selama ini tidak pernah kita konsolidasikan. Akhirnya kita hanya menjadi Bus, bukan ombak," ungkap Erick.
Lebih lanjut, dia berharap semua pihak bersama-sama mengintervensi mengintervensi kesenjangan. Caranya dengan melakukan konsolidasi yang dilakukan berbagai pihak.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini