Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen segera menyelesaikan proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Bandung. Pasalnya, pembengkakan biaya proyek atau cost overrun bakal tak terelakkan jika proyek tersebut terus tertunda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau kereta cepat ini terus-terusan ditunda, harga pembangunannya tahun depan lebih mahal lagi, artinya harus segera diselesaikan," kata Erick Thohir saat ditemui di Perpusnas, Jakarta, Rabu, 3 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mencontohkan kondisi ini seperti saat seseorang membangun rumah. Menurut Erick, ketika seseorang mampu menyelesaikan pembangunan rumahnya pada tahun dia merencanakan pembangunan, maka tidak akan terjadi pembengkakan biaya proyek.
"Seperti yang membangun rumah aja. Artinya membangun rumah hari ini dibandingkan membangun rumah setahun yang lalu lebih mahal 40 persen," ujar Erick.
Pembengkakan biaya proyek ini, menurut dia, paling sederhana terlihat saat proses pembangunan MRT Jakarta yang dikerjakan oleh pihak Jepang. Ketika itu, proses pembangunan MRT penyelesaiannya tertunda hingga 20 tahun.
Oleh karena itu, dia berujar, Presiden Joko Widodo pada saat bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo pada akhir Juli 2022 kembali meminta komitmen Jepang untuk menuntaskan seluruh pembangunan proyek MRT yang sudah direncankan.
"Tapi saya yakin MRT yang dibangun pada saat itu sama hari ini kondisinya lebih mahal, makanya kemarin tendernya sempat gagal karena harganya sudah lebih mahal," kata Erick.
Sebelumnya, usulan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2022 sebesar Rp 4,1 triliun telah disetujui Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat. PMN tersebut akan digunakan untuk memperkuat perseroan dalam menyelesaikan proyek kereta cepat Jakarta - Bandung.
"Dukungan ini sangat penting bagi PT KAI untuk menjalankan penugasan dari pemerintah, yaitu menyelesaikan proyek KCJB melalui PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) di tengah tantangan yang masih dilalui yakni pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir," kata VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangan tertulis pada Rabu, 3 Agustus 2022.
Saat ini, progres investasi proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung telah mencapai 85 persen. Sementara itu, progres fisiknya telah mencapai 76 persen. KCJB akan beroperasi di jalur ganda sepanjang 142,3 km yang akan berhenti di empat stasiun yaitu Stasiun Halim (Jakarta), Karawang, Padalarang, dan Tegalluar (Bandung).
Meski begitu, pembangunan kereta cepat masih menghadapi tantangan, khusus ya dari sisi pembengkakan biaya. Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo mengatakan tengah mendiskusikan besaran pembengkakkan biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung antara US$ 1,1-1,9 miliar. Saat ini, kata dia, proyek itu secara bertahap tengah diaudit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan atau BPKP.
"Dalam pembahasan di Beijing kita mengusulkan proporsi tetap 25 (ekuitas): 75 pinjaman CDB (China Development Bank). Di mana dari 25 persen tersebut, 60 persen adalah porsi ekuitas konsorsium Indonesia," kata Kartika saat dihubungi soal pembengkakan biaya kereta cepat tersebut pada Ahad, 31 Juli 2022.
ARRIJAL RACHMAN | HENDARTYO HANGGI
Baca: Harga Sejumlah BBM Pertamina Naik, Erick Thohir: Pertamax dan Pertalite Masih Lebih Rendah dari ...
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.