Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TAK seperti harga minyak mentah, yang ditentukan dalam kesepakatan produksi negara-negara OPEC, harga gas diatur dalam satu formula. Satu kontrak satu formula. Ada beberapa alasan formula dipakai menentukan harga gas. Karena sifat komoditasnya, kontrak gas berjangka panjang perlu dilindungi dari fluktuasi yang terlalu besar.
Formula itu mengacu pada harga pasar minyak mentah (X), yang biasanya dikalikan dengan koefisien (b) yang selalu lebih kecil dari satu, agar harganya tak melonjak melebihi harga minyak mentah sebagai bahan bakar utama. Jadi, meskipun angkanya di belakang nol koma sekian, tetap menentukan hasil akhir yang diterima produsen.
Terakhir ada nilai "penyeimbang" tertentu untuk mencegah harga gas jatuh dari level tertentu (a). Lalu harga LNG (Y) didapat dengan cara sederhana, yakni Y = a + bX. Selain itu, ada harga FOB (free on board) alias harga di pelabuhan produsen, ada pula importir yang terima beres di pelabuhan mereka dan memilih skema CIF (cost, insurance, freight).
Dalam negosiasi gas Tangguh, ternyata Cina berhasil mengatur acuan harga minyak maksimal US$ 25 per barel. Artinya, berapa pun tingginya harga minyak hari ini, maksimal dikalikan US$ 25 per barel. Adapun Eropa dan Amerika, selain memakai acuan minyak mentah, juga memakai bahan tambang lain seperti batu bara, BBM, bahkan harga listrik dan inflasi, dalam formulanya. Amerika juga sering memakai acuan Henry Hub.
Jepang sampai sekarang membayar gas alam impornya US$ 1 lebih tinggi dibanding Eropa dan Amerika, karena harga minyak mentah yang mereka beli lewat kontrak jangka panjang dari Timur Tengah lebih tinggi daripada dua kawasan itu.
I G.G. Maha Adi (dari berbagai sumber)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo