EKSPANSI dan ekspansi, itulah agaknya kiat utama yang dianut taipan Liem Sioe Liong. Tak cukup dengan empat pabrik minyak goreng yang menguasai 55% pangsa minyak goreng dalam negeri, Liem beserta mitranya pekan lalu meresmikan pabrik kelima. Namanya PT Intiboga Sejahtera (IS), berlokasi di kawasan Pelabuhan Tanjungperak, Surabaya. Dengan investasi Rp 130 miliar, pabrik ini sudah mulai berproduksi pekan lalu. Jumlah pekerjanya 600 orang, dan kapasitasnya pada tahap pertama 700 ribu ton crude palm oil (CPO) alias minyak sawit, yang kemudian diolah menjadi 150 ribu ton minyak goreng. Mereknya: Bimoli Spesial. Berbeda dengan empat pabrik sebelumnya (yang menggunakan bahan baku campuran kelapa dan kedelai), IS akan memproduksi minyak goreng murni berbahan CPO. Dan karena mutunya lebih tinggi, kata Sudwikatmono, harga jualnya pun lebih mahal. Tapi, diperkirakan olehnya, produk IS tetap bisa terserap pasar. Saat ini, dari 1,9 juta ton per tahun kebutuhan minyak dalam negeri, baru 25% (sekitar 475 ribu ton) yang dipenuhi produk bermerek. Belum lagi, menurut perhitungan di kertas, kebutuhan minyak goreng nasional selalu mengalami kenaikan sekitar 15% per tahun. Itulah sebabnya, Sudwi maupun Liem terlihat begitu optimistis dalam memandang bisnis yang satu ini. Bahkan, dalam dua tahun di muka, kapasitas IS akan dinaikkan dua kali lipat menjadi 300 ribu ton per tahun. Pabrik ini juga akan membuat margarin sebanyak 100 ton, sebagai usaha sampingan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini