Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spekulasi harga per lembar saham dari PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) selama proses Initial Public Offering (IPO) beredar. Corporate Secretary GoTo Koesoemohadiani menanggapi bahwa pihaknya tidak dapat mengomentari rumor atau spekulasi dari pasar.
Sebab proses IPO masih berlangsung dan periode penawaran umum masih akan dijadwalkan pada awal April, setelah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Yang dapat kami sampaikan adalah kami menyambut baik respons dari para investor institusi yang berkredibilitas tinggi terhadap IPO GoTo,” kata Koesoemohadiani dalam keterangan tertulisnya pada Minggu malam, 27 Maret 2022.
Sebagai informasi, Jumat, 25 Maret 2022, media massa melansir kabar yang menyebut harga final IPO GOTO sudah ditetapkan Rp 338 per saham, atau di level tengah dari posisi harga penawaran awal (bookbuilding) yang sekitar Rp 316-346 per saham GOTO akan melepas 52 miliar saham baru seri A dalam rangka proses IPO ini. Jumlah tersebut yang mewakili 4,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan.
Retail Research Analyst CGS-CIMB Sekuritas Kevin Juido Hutabarat mengatakan GOTO dan Bukalapak berada dalam satu sektor bisnis yang sama, yaitu teknologi. Menurutnya, IPO GOTO bisa memberikan pengaruh terhadap pergerakan saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA).
“Kalau kita bicara sektor teknologi, GOTO dan BUKA berada dalam sektor tersebut. Asumsinya, jika GOTO waktu IPO harganya melejit atau naik signifikan, ada potensi juga saham BUKA akan ikut naik,” kata Kevin dalam live instagram CGS-CIMB Sekuritas, dikutip dari BISNIS pada Sabtu, 26 Maret 2022.
Jika merujuk harga final, maka GOTO berpotensi mengantongi dana Rp 17,57 triliun. Kevin melanjutkan, CGS-CIMB Sekuritas melihat valuasi BUKA ada di level 900 secara jangka panjang. Menurutnya, katalis positif dari BUKA datang dari aksi korporasi yang dilakukan perseroan seperti akuisisi 35 persen saham AlloFresh.
Selain itu, menurutnya investor dapat memanfaatkan momentum berakhirnya periode lock up saham investor strategis BUKA pada 28 Maret 2022.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan daya tarik saham GoTo dalam penawaran saham publik perdana adalah ekosistem, serta model dan prospek bisnis ke depan Menurutnya, jangkauan GoTo ini sangat luas karena di dalamnya terdapat Gojek, Tokopedia, dan GoPay.
Dengan model bisnis yang dibangun itu, GoTo bakal menjadi salah satu perusahaan dengan kapitalisasi besar pasca IPO nanti. Dengan asumsi penawaran harga di kisaran Rp 316-346 per saham, kapitalisasi saham GOTO akan mencapai sekitar Rp 376,6 triliun (US$ 26,2 miliar) - Rp 413,7 triliun (US$ 28,8 miliar) saat listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) nanti.
Angka tersebut masuk empat besar saham dengan kapitalisasi yang tertinggi di BEI setelah BCA, BRI, dan Telkom.
“Untuk saat ini GOTO bukan saham yang dilihat profitabilitasnya, ini saham yang tipikal financial technology dan startup. Yang dikejar itu adalah user dan jumlah transaksi, investor melihat growth-nya dari itu,” kata Wawan dikutip dari BISNIS pada Selasa, 22 Maret 2022.
Namun, nilai kapitalisasi GoTo yang begitu besar bisa menjadi acuan bagi investor, terutama investor institusi, meskipun mereka akan lebih banyak pertimbangan. “Investor institusi mungkin tidak menggunakan analisa fundamental. Namun biar bagaimanapun mereka akan lebih banyak melakukan pertimbangan,” tuturnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
FAIZ ZAKI | BISNIS
Baca Juga: Terpopuler Bisnis: Kerugian Korban Doni Salmanan, Luhut Soal Bos Softbank di IKN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini