Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Indofarma Tbk resmi mengekspor obat-obatan untuk pertama kali pada 2025 ke Afganistan. Direktur Utama Indofarma Yeliandri mengatakan langkah ini untuk memasok obat yang dibutuhkan internasional sembari memperbaiki kinerja perseroan yang pernah terpuruk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yeliandri melepas obat-obatan ke Afganistan itu pada Kamis, 16 Januari 2025 di pabrik Indofarma di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami mengawali tahun ini dengan bekerja keras untuk memenuhi komitmen kami kepada buyer di Afganistan. Dengan segala keterbatasan modal kerja dan upaya efisiensi yang harus terus kami lakukan, ekspor ini menjadi semangat bahwa Indofarma mampu untuk bangkit kembali," ujar Yeliandri dalam keterangan tertulisnya, dikutip Jumat, 17 Januari 2025.
Pelepasan pengiriman produk ekspor pertama ini juga dihadiri Direktur Operasional Andi Prazos serta pucuk pimpinan Indofarma. Yeliandri berharap upaya perbaikan di Indofarma dapat didukung semua pemangku kepentingan, baik itu pemegang saham, pemerintah, maupun masyarakat.
Direktur Produksi Indofarma Andi Prazos menjelaskan perseroan mengekspor obat ke Afganistan ini sebanyak 5 kontainer. Dia mengklaim ekspor ini juga menjadi bukti produk perusahannya diakui pasar internasional.
"Ekspor ini menunjukan bahwa kualitas produksi Indofarma telah diakui, bukan saja dengan adanya sertifikat produksi yang kami miliki, juga oleh pasar, nasional maupun internasional," ujar Andi. Ia mengatakan perseroannya optimistis dengan penguatan pasar ekspor, kontribusi dari sektor internasional akan semakin signifikan di masa mendatang.
Selain Indofarma, PT Kalbe Farma Tbk. juga terus mendorong distribusi produk obatnya ke luar negeri. Saat ini, produk Kalbe Farma telah diekspor ke sekitar 40 negara.
Pharma Marketing Deputy Director Kalbe Farma, Selvinna, mengatakan, pangsa pasar luar negeri terus menjadi cita-cita Perseroan di masa mendatang. Ekspor produk ke luar negeri juga bukan hanya untuk kepentingan perusahaan, namun bagian dari upaya untuk mendorong produk buatan Indonesia ada di pasar internasional.
“Tentunya semua company ingin memperluas bisnis, bukan hanya di dalam negeri, tapi juga di luar,” ujar Selvinna pada pertengahan Oktober 2024 lalu.
Saat ini, kata dia, mayoritas produk yang terdistribusi di luar negeri berupa obat non-resep. Produk-produk yang bisa terdistribus dengan lebih mudah di pasaran. “Beberapa produk seperti Promag, Procold, Mixagrip, itu ada di luar negeri."
Hammam Izzuddin berkontribusi dalam penulisan artikel ini.