Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Indonesia sangat menggemari makan sepiring nasi dengan ikan asin sebagai lauk. Rasanya memanglah nikmat. Namun, perlu diperhatikan agar tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Sebab, akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari unair.ac.id, pengawet dalam olahan ikan seperti diawetkan dan diasinkan dapat menyebabkan mutasi sel di dalam tubuh. Protein yang terkandung di dalam ikan akan menjadi unsur yang berbahaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski menawarkan manfaat bagi kesehatan, terlalu banyak mengonsumsi ikan asin berisiko menimbulkan berbagai penyakit. Salah satunya memberatkan kerja ginjal dan jantung.
American Journal of Clinical Nutrition menyebutkan ikan asin memiliki kadar sodium yang tinggi. Kandungan sodium karena jumlah garam yang tinggi dalam ikan asin tidak baik untuk tubuh.
Garam memang dibutuhkan tubuh agar bisa menjalankan fungsinya dengan baik. World Health Organization (WHO) menganjurkan untuk tidak mengonsumsi garam lebih dari 5 garam setiap hari.
Bila garam terakumulasi dalam tubuh, tubuh menahan air untuk mengencerkan garam yang mengakibatkan meningkatnya jumlah cairan dalam aliran darah. Peningkatan ini memberikan pekerjaan ekstra pada jantung untuk memompa dan mengalirkan darah. Sehingga aliran darah meningkat. Bila dibiarkan akan menyebabkan pembuluh darah kaku.
Selain penyakit jantung, mengonsumsi ikan asin berlebihan dapat memicu penyakit kanker. Proses pengasinan dan penjemuran di bawah sinar matahari menimbulkan reaksi pada zat nitrit dari daging ikan. Proses ini membentuk nitrosamin, yaitu zat karsinogen yang dapat memicu kanker.
ANNISA FEBIOLA