SETELAH melalui proses pembangunan yang cukup berat -- dimulai sejak tahun anggaran 1980-81 -- sebuah jalan akhirnya selesai dikerjakan di Irian Jaya. Jalan itu cukup panjang -- tepatnya 535 kilometer -- menghubungkan empat kecamatan terpencil di perbatasan RI-Papua Nugini. Jalan yang panjangnya setengah Pulau Jawa ini menghubungkan kota-kota Merauke-Muting-Tanah Merah-Waropko. Kepada Antara, Bupati Merauke mengatakan bahwa pembangunan jalan selama 13 tahun itu telah menelan investasi Rp 77,1 miliar. Rinciannya: Rp 66 miliar untuk membangun ruas jalan dan beberapa jembatan sisanya Rp 11,1 miliar untuk biaya pemeliharaan. Ada dua keuntungan yang bisa dipetik dengan tuntasnya pembangunan jalan yang diresmikan Presiden Soeharto, Sabtu, 7 Mei silam. Selain pengamanan daerah perbatasan jadi lebih dimudahkan, jalan ini juga diharapkan akan mampu membawa keuntungan ekonomi bagi penduduk setempat dan sekitarnya. Seperti diketahui, karena selama ini tak ada sarana penghubung, banyak hasil bumi dari pedalaman yang tidak bisa dijual. Sebaliknya, barang-barang kebutuhan yang dipasarkan ke daerah mereka dijual dengan harga setinggi langit. Semen, contohnya. Di daerah-daerah yang jauh dari ibu kota Irian Jaya, semen dijual dengan harga Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu per sak. Alasan para pedagang, di dalam harga itu termasuk biaya angkut dengan pesawat udara yang Rp 1.000 per sak. Namun, kini jalan sudah rampung, jadi otomatis harga semen dan barang- barang kebutuhan lainnya yang didatangkan dari luar tidak lagi "mencekik leher". Sebaliknya, hasil bumi lokal bisa disalurkan lebih cepat ke luar daerah -- hingga penghasilan penduduk pun meningkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini