Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Jokowi Minta Porang Tak Diekspor dalam Bentuk Umbi, Bisa dalam Bentuk Apa?

Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Presiden Jokowi meminta porang Madiun tak lagi diekspor dalam bentuk umbi ke luar negeri. Lalu?

31 Juli 2021 | 19.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja melakukan aktivitas di pabrik pengolah porang PT Asia Prima Konjac di Desa Kuwu, Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis 17 Juni 2021. Pabrik tersebut mampu mengolah 80 hingga 200 ton umbi porang basah perhari atau 24 ribu ton hingga 60 ribu ton per tahun menjadi 12 ton keripik dan dua ton tepung porang per hari atau 3.600 ton keripik dan 600 ton tepung porang per tahun. ANTARA FOTO/Siswowidodo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Saat berkunjung ke salah satu pabrik porang di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta porang Madiun tak lagi diekspor dalam bentuk umbi ke luar negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bapak Presiden minta porang tidak lagi diekspor dalam bentuk umbi. Porang Madiun harus ada proses industrikan sebelum diekespor,” ujar Syahrul Yasin Limpo, saat berkunjung di salah satu pabrik porang di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat, 30 Juli 2021.

Sebab akan lebih baik jika diekspor dalam bentuk olahan lain, terutama dalam bentuk beras shirataki untuk pembuatan mi shirataki, yang populer dari Jepang. Lantas, bagaimana proses pengolahan porang agar bisa jadi bahan pangan?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir cybex.pertanian.go.id, Indonesia umumnya mengekspor porang dalam bentuk chips atau irisan tipis yang nantinya akan diolah di negara tujuan. Saat ini, peminat porang banyak berasal dari Jepang, Cina, Vietnam dan Australia, dengan total ekspor sekitar 11.170 ton.

Sebelum menjadi chip, umbi porang lebih dulu dibersihkan dari kotoran yang menempel, kemudian dikupas dan dicuci dengan air bersih, lalu diiris dengan ketebalan kurang lebih 5 cm, dan dijemur di bawah terik matahari hingga benar-benar kering untuk menghindari timbulnya jamur yang dapat mengurangi kualitas dan harga porang, umumnya porang perlu dijemur kurang lebih lima hari.

Sementara untuk menjadikannya sebagai tepung untuk olahan berbagai makanan, porang musti melewati beberapa proses lanjutan, meliputi:

  1. Chip porang yang telah kering dimasukkan dalam disc mill (mesin penepung).
  2. Setelah keluar dari disc mill, tepung porang dihaluskan menggunakan ball mill (mesin penepung).
  3. Tepung porang difraksinasi (pemisahan senyawa berdasarkan berat jenis), pada tahap ini kalsium oksalat dan zat pengotor yang lain akan dibuang dengan cara dihembuskan.
  4. Dilakukan pencucian dengan etanol. Tahap ini bertujuan untuk meminimalisir kandungan kalsium oksalat yang dapat menyebabkan gatal pada kulit, mengendap di ginjal, serta merusak hati dan zat-zat pengotor pada tepung porang, hingga pencucian hanya menyisakan sebagian besar glukoma.
  5. Usai empat tahap sebelumnya, maka didapatlah tepung porang murni.

Tepung porang murni inilah yang kemudian dapat diolah menjadi mi shirataki, bahan campuran membuat mi, tahu Jepang, pembuat daging untuk vegetarian, penguat rasa, bahan pengikat rasa pada bumbu penyebab, bahan lem, edible film, perekat tablet, sampai pembungkus kapsul.

DELFI ANA HARAHAP

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus