Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Juadah ramadan

Pt tjipta niaga mengimpor 4.000 ton kurma dari irak senilai sekitar rp 3,7 milyar. dibebaskan sama sekali dari kewajiban membayar bea masuk. keuntungannya hanya 10%, tidak termasuk risiko yang lain.

16 Mei 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PUASA tiba kurma tersedia. Bagi sementara umat Islam, kurma memang "wajib" ada di kala berbuka puasa. Pada Ramadan tahun ini, mereka yang berminat membeli, tak usah khawatir bakal kehabisan. PT Tjipta Niaga tclah mengimpor 4.000 ton kurma dari Irak senilai US$ 2.280.000 -- sekitar Rp 3,7 milyar. Mengenai harganya, relatif miring. Di tingkat distributor, buah berwarna cokelat kehitaman ini berharga Rp 1.300 per kilogram. Harga miring ini dimungkinkan, karena PT Tjipta Niaga, berdasarkan SK Menteri Keuangan RI tertanggal 28 Februari 1987, dibebaskan sama sekali dari kewajiban membayar bea masuk. "Hitung-hitung sebagai hadiah untuk berpuluh juta orang yang menunaikan ibadat puasa," tutur E. Ch. Simanjuntak, Presdir Tjipta Niaga, kepada TEMPO. Meski bebas bea masuk, kata Simanjuntak, tak berarti Tjipta Niaga untung besar. "Keuntungan kami hanya 10%. Belum termasuk risiko sisa yang tak terjual," kata Simanjuntak. Sebagai bahan makanan, katanya, persentase kerusakan kurma cukup tinggi. Berbeda dengan buah yang lain, kurma praktis hanya bisa dijual selama bulan Puasa. Di luar waktu itu, kurma nyaris tak dilirik pembeli. Karena itu, pada 1984, dari 3.900 ton kurma yang diimpor PT Tjipta Niaga, yang setiap tahun memang mendapat jatah mengimpor, tak semua bisa di jual. Ada 800 ton yang baru bisa dijual tahun berikutnya, hingga di tahun itu (19X5) perusahaan ini hanya mengimpor 2.500 ton. Ternyata yang kurang laku adalah kurma asal California. Sekalipun kurma asal AS ini dikemas rapi dalam cap, warnanya kuning kecokelatan, dan rasanya lebih enak, yang menjadi keberatan pembeli adalah harganya yang mahal. Maka, mulai tahun lampau, Tjipta Niaga hanya mengimpor kurma asal Irak. Kurma, kata Simanjuntak, adalah konsumsi kalangan bawah dan menengah. Agaknya, alasan mllah yang membuat pemenntah memutuskan kurma bebas bea.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus