Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan induk unggul udang vaname untuk membangkitkan industri. Selain itu, pengembangan induk unggul vaname dilakukan untuk memenuhi target produksi udang nasional sebanyak 2 juta ton pada tahun 2024.
Program pengembangan induk udang unggul vaname ini dilaksanakan oleh Balai Produksi Induk Undang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem. Program yang dinamai Induk Udang Unggul Vaname NuSa Dewa (Nusantara Sakti Dewata) itu diawali dengan program pemuliaan konvensional yang diperkaya dengan marka molekular.
Dengan program ini, Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, pun berharap ke depan Indonesia tidak lagi mengimpor. Sakti juga optimistis Indonesia akan menjadi sektor budidaya dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
Baca: Pemerintah Targetkan Ekspor Udang Naik 250 Persen pada 2024
“Induk udang unggul vaname hasil pengembangan KKP ini memiliki kelebihan tumbuh lebih cepat, toleran terhadap penyakit, serta dapat bersaing dengan produk induk udang dari negara lain,” ujar Sakti dalam keterangan tertulisnya, dikutip Tempo, Minggu, 30 Oktober 2022.
Sakti menyebut ada sejumlah testimoni yang menyatakan bahwa kelangsungan hidup udang ini mencapai 80 hingga 90 persen. Oleh sebab itu, jika pengembangan terus dilakukan, ia yakin bakal makin banyak investor-investor yang tertarik dan bergerak di bidang produksi induk. “Saya yakin luasan Indonesia sebagai negara maritim tentu akan menguasai pasar udang dunia."
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu, mengatakan keberhasilan mengembangkan induk udang unggul vaname ini akan menjawab kebutuhan para pembudidaya di Indoesia. Ia pun optimistis KKP mampu meningkatkan produksi udang nasional dan mengurangi impor induk udang vaname yang selama ini volume dan nilainya cukup tinggi.
“Khusus untuk komoditas udang pada tahun 2024, pemerintah menargetkan produksi sebanyak 2 juta ton dengan kenaikan nilai ekspor udang sebesar 250 persen. Pencapaian ini menghadapi tantangan yang salah satunya adalah ketersediaan benih udang yang berkualitas,” ujar Tebe, sapaannya.
Program pengembangan tersebut ditujukan untuk menghasilkan sumber daya genetik udang yang adaptif sesuai kondisi lokal Indonesia agar dapat tumbuh cepat dan toleran sesuai tujuan dan kemandirian udang nasional.
“Setelah (peluncuran ini) kami masih terus melakukan penyempurnaan pengembangan, penambahan jumlah sumber daya genetik, pengembangan Multiplication Center (MC), serta melakukan uji coba multilokasi kepada pembudidaya,” kata Tebe.
Baca juga: Industri Padat Karya Melemah, Ekonom Sarankan Pemerintah Beri Diskon Tarif Listrik 50 Persen
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini