Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Jaya akan mengembangkan sepuluh destinasi wisata unggulan guna meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pemilihan destinasi unggulan ini mengacu pada beberapa indikator yang telah ditetapkan,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Aceh Jaya, Juanda di Calang, Sabtu 14 Januari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menjelaskan beberapa hal yang menjadi penilaian destinasi wisata yaitu susunan pengurus, kondisi destinasi wisata, nilai jual destinasi wisata, dukungan masyarakat dan jangka waktu.
Sedangkan beberapa hal yang wajib ada pada destinasi wisata tersebut yaitu pemandu wisata, paket wisata, tujuan, fasilitas, akses jalan dan akses internet.
Untuk itu pihaknya menggelar Forum Diskusi Group (FGD) bersama kelompok sadar pariwisata (Pokdarwis) untuk memperkuat kelompok sadar wisata dalam pengelolaan destinasi wisata.
“Kabupaten Aceh Jaya memiliki banyak potensi sumber daya yang masih belum dimanfaatkan atau belum diolah secara baik, terutama pada sektor wisata, di mana sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penghasilan yang mampu memberikan sumbangan yang sangat baik untuk kemandirian gampong,” katanya.
Selanjutnya: banyak destinasi wisata dengan berbagai kelebihan ...
Pj Bupati Aceh Jaya Nurdin mengatakan kabupaten yang dipimpinnya mempunyai banyak destinasi wisata dengan berbagai kelebihan dan kekurangan.
Menurutnya, untuk membangun ekonomi di bidang pariwisata perlu sentuhan dan ada empat hal yang harus diperhatikan ketika membangun ekonomi, antara lain memperbanyak produksi, memperbaiki produk, memperbaiki pelaku, serta menghubungkan produk dan pelaku dengan pasar.
“Selama ini kita kurang kuat untuk menjangkau pasar sehingga terhambat untuk berkembang. Oleh karenanya kita harus berpikir dan belajar tentang bisnis dengan skema bisnis, kita bisa meminta pembiayaan dari pihak perbankan maupun sumber pendanaan yang lainnya, sehingga destinasi wisata tersebut bisa berkembang secara mandiri,” kata Nurdin.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini