Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Andi Nur Alamsyah menyatakan tahun ini Kementan menargetkan akan meremajakan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre. Itu adalah upaya akselerasi peremajaan sawit rakyat (PSR) untuk meningkatkan produktivitas produksi kelapa sawit nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Program PSR ini kami targetkan seluas 120 ribu hektare, dengan target 80 ribu hektare melalui jalur dinas dan 40 ribu hektare melalui jalur kemitraan," katanya saat Rapat Koordinasi Nasional Akselerasi Peremajaan Sawit Rakyat dan Antisipasi Dampak El Nino, di Jakarta pada Selasa, 5 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Program ini tertuang dalam Peraturan Kementan Nomor 3 Tahun 2022 juncto Nomor 19 Tahun 2023 tentang Perkembangan Sumber Daya Manusia, Penelitian dan Pengembangan, Peremajaan, serta Sarana Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit.
"Permentan tersebut hari ini sudah dalam proses perubahan terkait simplifikasi pernyataan, sehingga ke depan akselerasi program PSR bisa lebih cepat dan efisien," ujarnya.
Menurut dia, industri minyak sawit memiliki peran strategis, seperti sebagai penghasil devisa terbesar, lokomotif perekonomian nasional, pendorong sektor ekonomi rakyat, serta penyerapan tenaga kerja. Karena itu, ujarnya, program akselerasi peremajaan sawit rakyat diharapkan mampu meningkatkan produktivitas produksi kelapa sawit. Ia mengatakan, bahwa program ini sudah berlangsung sejak 2017, yang terlaksana di 21 provinsi dan 148 kabupaten/kota di Indonesia.
"Telah diterbitkan rekomendasi teknis peremajaan seluas 327.065 hektare dengan realisasi tanam sekitar 218 ribu hektare yang tersebar di 21 provinsi sentra perkebunan kelapa sawit," ucapnya.
Berdasarkan hasil identifikasi Dirjen Perkebunan Kementan, katanya, di Indonesia tersedia 1 juta hektare lahan peremajaan sawit rakyat yang berpotensi dan dapat dioptimalkan. Kementan juga menjalankan program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (Kesatria) Padi Gogo yang bekerja sama dengan Dirjen Tanaman Pangan, pemerintah provinsi, dan pemangku kepentingan perkebunan. Program ini dinilai seleras dengan program akselerasi peremajaan sawit rakyat.
Sebanyak lima asosiasi dan perusahaan telah menandatangani komitmen bersama agar lahannya ditanami padi gogo, yaitu perusahaan PalmaCo seluas 5.000 hektare, SuportingCo seluas 10.000 hektare, Gapki seluas 3.550,77 hektare, Apkasindo seluas 67.400 hektare, dan Aspenpir seluas 5.013 hektare.
"Program Kesatria itu diharapkan dapat memberikan tambahan produksi sebanyak 1 juta ton," ujarnya.
Selain itu, Andi menilai bahwa program tersebut bisa membantu pekebun untuk menambah penghasilannya selama masa peremajaan sawit dan kelapa.
NOVALI PANJI NUGROHO
Pilihan Editor: 5 Program Mudik Gratis 2024 dari BUMN, Kemenhub, hingga Pemprov