Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masa kerja Kabinet Indonesia Kerja Jilid I berakhir hari ini, Jumat, 18 Oktober 2019. Sejumlah menteri mengisi kegiatannya dengan beragam agenda tak biasa. Begitu juga dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Di hari terakhirnya menjabat di Kabinet Joko Widodo alias Jokowi jilid I, Susi menghadiri acara peluncuran bukunya yang berjudul "Transformasi Kelautan dan Perikanan". Peluncuran buku itu digelar di kantor Kementerian KKP seusai Susi menghadiri jamuan terakhir dengan Presiden Jokowi, Jumat siang.
Dalam peluncuran buku itu, Susi tampak mengenakan baju terusan berwarna merah muda. Di lehernya tersampir syal warna merah berbatik, serupa yang ia kenakan dalam beberapa acara.
Dia menyampaikan pidato untuk membuka acara peluncuran buku tersebut. Dalam pidatonya, dia mengenang masa-masa awalnya dilantik oleh Presiden Jokowi pada 2015 lalu.
Ia menyebut kala itu Presiden Jokowi memintanya mengawal visi-misi pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. "Visi yang disampaikan Presiden Jokowi saat itu sudah sangat benar. Sudah saatnya kita tidak memunggungi laut. Tapi sudah saatnya kita menghadap ke laut," ujarnya.
Dalam melaksanakan program-programnya selama di KKP, ia menggunakan pendekatan tiga pilar. Di antaranya kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan.
Bos maskapai penerbangan itu lantas menyampaikan keberhasilannya selama menjabat di kementerian. Selama lebih-kurang 5 tahun, ia menyebut produk domestik bruto atau PDB perikanan meningkat menjadi 50 persen.
Neraca perdagangan di sektor perikanan pun tercatat paling unggul di ASEAN.
"Selanjutnya, kita surplus US$ 4 miliar di tengah yang lain mengalami defisit," ujarnya.
Menutup pidatonya, Susi berharap pemerintah ke depan dapat melanjutkan pembangunan di sektor kelautan. "Karena 71 persen wilayah kita laut dan 10 persen lebih daratan kita danau sungai yang harus dirawat," tuturnya.
Peluncuran buku Susi Pudjiastuti turut dihadiri oleh Ketua Badan Narkotika Nasional atau BNN Komjen Heru Winarko, sejumlah duta besar, tokoh agama Mustofa Bisri atau Gus Mus, hingga pemimpin redaksi sejumlah media.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini